ERA.id - Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Kuat Ma'ruf heran dengan hasil pemeriksaan polygraph atau dengan alat pendeteksi kebohongan terhadap dirinya. Kuat Ma'ruf mengatakan dirinya sudah jujur saat diperiksa dengan alat lie detector.
"Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat. Tapi di polygraph kok masih berbohong," kata Kuat Ma'ruf menanggapi keterangan saksi Ahli polygraph, Febrianto Ar-Rosyid, saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/12/2022).
Hakim dan pengunjung sidang yang mendengar perkataan Kuat, langsung tertawa.
"Hahaha, ya itu saja tanggapan saudara ya," ujar Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso.
Sebelumnya, Febrianto menjelaskan hasil pemeriksaan polygraph memiliki tingkat akurasi sekitar 93 persen. Dia menerangkan hasil pemeriksaan uji polygraph ke seluruh terdakwa perkara pembunuhan berencana Brigadir J memiliki nilai yang berbeda-beda. Untuk terdakwa Kuat, sambungnya, menjalani dua kali pemeriksaan uji polygraph.
"Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong. Jadi untuk saudara Kuat Ma'ruf kita lakukan dua pemeriksaan," ucap Febrianto saat jadi saksi di persidangan, di PN Jaksel, Rabu.
Jaksa penuntut umum (JPU) bertanya apa yang ditanyakan ke Kuat Ma'ruf dari pemeriksaan dengan alat pendeteksi kebohongan itu. Febrianto menyebut, Kuat ditanya apakah memergoki Yosua dan Putri Candrawathi bersetubuh.
"Apa pertanyaannya yang jujur itu?" tanya jaksa.
"Untuk saudara Kuat, pertanyaan relevannya adalah apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua?," jawab Febrianto.
"Apa jawaban dia?" tanya lagi jaksa.
"Jujur," ucap Febrianto.
"Berarti dia memergoki?" ujar JPU.
"Tidak," kata Febrianto.
"Berarti tidak melihat ya?" timpal jaksa dan dijawab 'siap' oleh Febrianto.
Untuk pemeriksaan kedua, Kuat ditanyakan apakah melihat Sambo menembak Yosua atau tidak. Febrianto mengatakan Kuat terindikasi berbohong saat ditanya pertanyaan ini.
"Kalau indikasi kedua apa pertanyaannya?" tanya jaksa.
"Untuk indikasi kedua untuk saudara Kuat yang dilakukan pemeriksaan pada 9 September adalah apakah kamu melihat Pak Sambo menembak yosua?" jawab Febrianto.
"Apa jawabannya?" kata JPU.
"Jawabannya saudara Kuat, tidak. Itu hasilnya berbohong," balas Febrianto.