ERA.id - Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menjelaskan polisi telah mengumpulkan informasi untuk antisipasi adanya penyusup saat demo buruh dalam kegiatan Hari Buruh Internasional atau May Day di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat (Jakpus).
"Tentunya kami sudah lama melakukan pengumpulan informasi. Intelijen kita ada di tingkat polsek, polres, dan polda. Tentunya ini punya jalur khusus untuk memonitor orang orang atau kelompok yang punya agenda agenda lain," kata Karyoto kepada wartawan di Monas, Jakpus, Senin (1/5/2023).
Dia pun meminta ke pihak-pihak yang memiliki agenda lain untuk tidak melakukan sesuatu yang bersifat mengganggu atau memicu keributan. Hal ini agar May Day berjalan dengan kondusif.
Dari informasi yang diberikan buruh, jenderal bintang dua Polri ini menyebut ada sekira 50 ribu massa yang akan berunjuk rasa di sekitar Patung Kuda. Sebanyak 6.000 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan May Day di sekitar Patung Kuda.
"Dan itu ada kekuatan cadangan untuk TNI ada 3.500, untuk Polri masih disiapkan kurang lebih 1.000 (personel). Yang nanti disiapkan untuk sewaktu-waktu untuk kita gunakan apabila situasi mengharuskan kita menambah pasukan," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menerangkan pihaknya akan membawa puluhan ribu massa untuk berunjuk rasa di Istana Negara, Jakpus, saat memperingati Hari Buruh Internasional.
"Sebanyak 50 ribu hingga 100 ribu buruh diperkirakan akan menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Istana Negara dan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari Senin, 1 Mei 2023," kata Iqbal dalam keterangannya, Jumat (28/4).
Iqbal menambahkan aksi serentak juga akan dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Dalam peringatan May Day 2023, Partai Buruh dan organisasi serikat buruh akan melakukan demonstrasi dengan membawa enam tuntutan.
Enam tuntutan itu yakni cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja, cabut parliamentary threshold 4 persen, sahkan RUU Pekerja Rumah Tangga (PRT), tolak Rancangan Undang Undang (RUU) Kesehatan, Reformasi Agraria dan Kedaulatan Pangan, dan pilih presiden 2024 yang pro buruh dan kelas pekerja.
"Khusus di Jakarta, setelah melakukan aksi di Istana dan MK, buruh akan mengikuti May Day Fiesta di Istora Senayan," ucapnya.