Tim Editor
ERA.id - Polisi mengungkapkan empat tersangka dan delapan anak berkonflik dengan hukum (ABH) kasus perundungan terhadap pelajar SMA Binus School Serpong di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), tidak ditahan.
"Kemudian tadi yang bertanya apakah penyidik akan melakukan penahanan? Nanti akan disampaikan lebih lanjut. Nanti akan melihat proses yang berjalan," kata Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi kepada wartawan, Jumat (1/3/2024).
Keempat tersangka itu yakni E (18), R (18), J (18) dan G (19). Untuk identitas atau inisial delapan anak yang berstatus ABH, Alvino ogah mengungkapkannya karena sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Dia lalu menyampaikan korban awalnya "ditatar" oleh para pelaku untuk masuk ke dalam sebuah geng, pada Jumat (2/2). Tindakan kekerasan ini dianggap sebagai sebuah "tradisi".
"(Penganiayaan) dengan cara menjambak rambut memberikan arahan/instruksi untuk melepaskan celana, mencubit bagian dada, memukul perut dengan posisi jari tangan yang dikepal," tambahnya.
Selain itu, kepala korban juga dipukul. Lalu kerah bajunya ditarik dan kemudian wajah, perut, serta kakinya kembali dipukul oleh para pelaku. Pada Senin (12/2), korban menceritakan peristiwa itu ke kakaknya.
Namun, para pelaku ternyata mengetahui jika korban menceritakan tradisi di Geng Tai pada Selasa (13/2). Para pelaku yang kesal kembali melakukan penganiayaan ke korban.
"(Penganiayaan) dengan cara menyundut korek yang sudah dipanaskan ke lengan kiri korban, memiting leher korban, memukul perut korban, dan mendorong badan korban," ujarnya.
Akibat kekerasan tersebut, korban mengalami luka memar dan luka lecet di leher. Selain itu, anak korban juga mendapat luka bekas sundutan rokok di belakang leher dan luka bakar pada lengan kiri.
