Tak Hanya Pemerasan, Polda Metro juga Dalami Kasus Firli Bahuri Diduga Langgar UU KPK

| 26 Jun 2024 19:20
Tak Hanya Pemerasan, Polda Metro juga Dalami Kasus Firli Bahuri Diduga Langgar UU KPK
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (Era.id/Sachril Agustin)

ERA.id - Polda Metro Jaya menyebut pihaknya sedang mendalami kasus mantan Ketua KPK, Firli Bahuri diduga melanggar UU KPK.

"Kita juga sedang melakukan penanganan perkara Pasal 36 juncto Pasal 65 UU tentang KPK," kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan Rabu (26/6/2024).

Berikut isi Pasal 36 UU KPK

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dilarang:

a. mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan tersangka atau pihak lain yang ada hubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi dengan alasan apa pun;

b. menangani perkara tindak pidana korupsi yang pelakunya mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dengan anggota Komisi Pemberantasan Korupsi yang bersangkutan;

c. menjabat komisaris atau direksi suatu perseroan, organ yayasan, pengawas atau pengurus koperasi, dan jabatan profesi lainnya atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan jabatan tersebut.

Ade menambahkan penyidik masih terus melengkapi berkas perkara Firli Bahuri mengikuti petunjuk jaksa penuntut umum. "Saat ini proses penyidikan masih terus berlangsung," tambahnya.

Diketahui, Firli Bahuri merupakan tersangka kasus pemerasan terhadap mantan Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan dijerat Pasal 12e atau 12 B atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 65 KUHP.

Mantan Ketua KPK ini tidak ditahan usai ditetapkan menjadi tersangka. Sebelumnya dia mengajukan gugatan praperadilan penetapan tersangka ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Namun, gugatannya ini belum diterima hakim. Firli kembali mengajukan praperadilan namun tak lama kemudian gugatan kedua itu dicabut.

Rekomendasi