ERA.id - Sebanyak 56 laki-laki ditangkap usai melakukan pesta seks gay di sebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan (Jaksel). Kegiatan melanggar norma ini diselenggarakan dengan kode "arisan".
"Ada yang bilang arisan, ada yang bilang event. Jadi variatif gitu ada kode-kodenya mereka (untuk mengadakan pesta seks gay)," kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Mohamad Iskandarsyah kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).
Dalam kasus ini, tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Sementara ke-53 pria lainnya telah dipulangkan usai didata.
Menurut pengakuan tersangka, pesta seks gay ini baru dilakukan satu kali. Pesta itu dilakukan di satu kamar deluxe. Biaya sewa hotel ditanggung tersangka.
"Dan untuk mereka sudah dijemput dan dari keluarganya masing-masing ada yang sudah menikah, saya meminta untuk istrinya datang dan untuk yang belum berkeluarga saya minta langsung ibunya langsung untuk menjemput saksi tersebut karena sudah kita mintai keterangan," ungkap Kompol Iskandarsyah.
Sebelumnya, polisi membongkar praktik pesta seks sesama jenis laki-laki atau gay di sebuah hotel di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Sabtu (2/1/2025). Puluhan orang ditangkap dalam kasus ini.
"Adanya pesta seks sesama jenis, laki-laki atau gay. Jadi pesta seks LGBT yang dilakukan oleh sesama jenis laki-laki. Ada 56 orang yang diamankan di TKP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan dikutip Selasa (4/2/2025).
Dari 56 laki-laki itu, tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka, yakni RH alias R, RE alias E, dan BP alias D. Peran RH dan RE sebagai orang yang menyewa kamar hotel. Untuk BP perannya merekrut orang-orang yang ingin pesta seks gay.
BP mulanya merekrut 20 orang untuk bergabung ke dalam pesta seks tersebut. Para peserta yang sudah direkrut itu kemudian mengundang rekan-rekannya yang lain.
"Sejauh ini fakta yang ditemukan oleh tim penyidik bahwa untukmengikuti peserta atau event ini, itu tidak dipungut biaya oleh para penyelenggara tigatersangka ini. Hanya didasarkan pada kepuasan dan kesenangan yang ingin mereka dapatkan," ungkapnya.
Ketiga pelaku ini meminta para peserta untuk tidak menolak secara kasar jika menolak pasangannya. Para peserta juga diminta menggunakan label identitas berupa stiker. Hanya yang menjadi "perempuan" yang memakai stiker di bahunya, untuk laki-laki tak perlu menempelkan label tersebut.
"Jadi lampunya dimatikan (ketika pesta berlangsung). Jadi stikernya itu glow in the dark ya, menyala," jelas Ade.