ERA.id - Sejumlah warung/pengecer di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, masih sulit mendapatkan stok LPG 3 kilogram (kg) dari pangkalan setempat.
"Masih kosong, masih susah kita dapat LPG 3 kg itu. Terakhir jualan Selasa (4/2/2025) malam, kemarin sore dikirim 10 tabung, orang langsung nyerbu," kata salah satu pemilik warung, Malik (35), Kamis (6/2/2025), dikutip dari Antara.
Malik menyebut biasanya dia bisa membawa 20 tabung LPG 3 kg dari agen/pangkalan per hari untuk dijual di warungnya.
Namun, saat ini Malik hanya bisa membawa 10 tabung dari pangkalan langganan di kawasan Duren Sawit.
"Kemarin dapat 10 tabung udah langsung ludes. Biasanya sehari bisa 20 tabung, sekarang dibatasi 10," ujar Malik.
Meskipun pemerintah memperbolehkan warung dan pengecer untuk kembali berjualan LPG 3 kg secara eceran, kata Malik, dia masih kesulitan mendapatkan gas untuk dijual atau digunakan pribadi.
"Iya emang boleh jualan, tapi susah karena dibatasi. Itu pun kadang dua hari gak ada stoknya. Terakhir jualan Selasa malam dan langsung diserbu juga. Belum lagi saya pakai pribadi, jadi banyak yang mengeluh juga warga," jelas Malik.
Sementara itu, salah satu pemilik warung di Jalan Suci, Ciracas, Jakarta Timur, bernama Hani (34) mengatakan sejak Selasa ia belum mendapatkan stok LPG 3 kg sesuai pasokan biasanya.
"Belum dikirim, kemarin dapat empat tabung.Padahal, biasanya 15 tabung sesuai yang saya stok. Empat tabung cuma buat langganan, tetangga samping kanan kiri, terus satunya buat masak sendiri," kata Hani.
Terkait harga, kata Hani tidak ada kenaikan meskipun pasokan LPG 3 kg masih sulit.
Hani membeli gas dari pangkalan di Jalan Tanah Merdeka, Ciracas, seharga Rp18.000, sedangkan ia menjual Rp20.000 karena ada pengiriman dan pemasangan gas ke rumah pembeli.
Pemilik warung di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Haris (32), juga mengaku sulit mendapatkan stok meski pengecer kembali dibolehkan berjualan.
"Tetap aja sih sama aja masih susah. Stoknya dibatasi, cuman dapat lima," kata Haris.
Haris juga mengaku banyak mendapatkan keluhan dari warga sekitar khususnya pedagang gorengan dan warung makan yang biasa berlangganan LPG 3 kg.
"Kasihan saya lihatnya mereka juga kan biasa ke sini beli gas ke saya. Tapi saya juga susah dapat stoknya. Mereka bingung, saya juga bingung," ucap Haris.
Sebelumnya, pemerintah memperbolehkan warung dan pengecer kembali berjualan LPG 3 kg secara eceran setelah sempat dilarang.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
"Hari ini para pengecer bisa kembali berjualan, agar tidak terjadi kesulitan akses elpiji di masyarakat," kata Hasan.