ERA.id - Kepolisian Resor Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, menyiagakan puluhan personel-nya di Pubabu Besipae untuk mengamankan daerah itu usai konflik antarwarga yang pecah pada Kamis (15/10).
"Sejak kemarin ada sekitar 20-an personel dari polres dan polsek untuk mengantisipasi jangan sampai ada bentrok susulan," kata Kapolres Timor Tengah Selatan, AKBP Aria Sandy, ketika dihubungi dari Kupang dikutip dari Antara, Jumat (16/10/2020).
Ia mengatakan, setelah bentrok antarwarga terjadi di Pubabu Besipae pada Kamis (15/10) sekitar pukul 10.00 WITA, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pimpinan TNI-AD di daerah setempat untuk melakukan upaya pengamanan.
Aria menjelaskan, kelompok masyarakat dari 37 kepala keluarga yang diserang kelompok warga lainnya, telah melarikan diri bahkan masuk ke wilayah hutan.
"Karena itu kita terus siaga untuk mencegah kalau mereka muncul lagi maka bisa saja ada konflik susulan antarwarga," ucap-nya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa bentrok antarwarga pecah di Pubabu Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, pecah pada Kamis (15/10).
Warga Pubabu Besipae, Niko Manao, ketika dikonfirmasi dari Kupang, Kamis (15/10), membenarkan adanya bentrok antarwarga yang baru saja terjadi di Besipae dan terekam dalam video yang sudah beredar di media sosial.
"Ada puluhan orang yang datang menyerang warga Pubabu Besipae, mereka diketahui dari Desa Pollo," katanya yang mengaku menyaksikan dan mengalami peristiwa bentrokan tersebut.
Niko Manao menjelaskan, massa yang datang menyerang berjumlah puluhan orang yang diangkut dengan satu truk dan dua pikap. Sebanyak 37 kepala keluarga yang menghuni lahan di Pubabu Besipae diserang massa tersebut yang berasal dari desa tetangga.
"Banyak warga yang cedera. Perempuan dan orangtua juga dipukul dan dilempari," ungkap dia.
Ia mengatakan, akibat serangan tersebut warga lari dan terpencar untuk menyelamatkan diri dan beberapa di antaranya belum diketahui keberadaan-nya.