ERA.id - Masyarakat Indonesia lima tahun yang lalu pernah dihebohkan dengan kasus terbunuhnya I Wayan Mirna Salihin yang diberi kopi berisi sianida dan sahabatnya, Jessica Kumala Wongso, dituduh berada di balik pembunuhan tersebut.
Untuk mengingat kembali, Mirna meninggal usai minum kopi vietnam bersianida di Kafe Olivier, Jakarta Pusat, saat bertemu dengan Jessica pada 6 Januari 2016.
Dari sana, Jessica lalu ditetapkan sebagai tersangka dan mesti disidang beberapa kali di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sosok Jessica pun jadi perbincangan di mana-mana dan pernah viral di media sosial.
Lantas, bagaimana kabar Jessica sekarang? Kabarnya, di sela-sela menjalani sidang, Jessica rajin beribadah seperti bersembahyang di wihara.
Saat itu ia bahkan mengajak ibu dan pamannya bersembahyang sehari sebelum pembacaan vonis kasusnya. Waktu itu Jessica Wongso meyakinkan orang-orang di sekitarnya jika dia tidak bersalah. Dia yakin akan divonis bebas.
Namun keyakinannya berbanding terbalik, ia divonis bersalah dan dihukum 20 tahun penjara pada 26 Oktober 2016. Jessica pun tiba-tiba menjadi orang pendiam. Ia hanya sering terlihat menyendiri di dalam kamar selnya.
Ika Yusanti, Kepala Rutan Pondok Bambu saat itu, membenarkan hal tersebut. Padahal, kata Yusanti, sebelum vonis, Jessica hampir setiap pagi dan siang hari keluar untuk sembahyang di wihara rutan.
Apa penyebabnya, Yusanti juga tidak tahu. "Mungkin merenung atau berdoanya sekarang di kamar. Jess keluar kamar kalau dibesuk sama orangtuanya aja," kata Yusanti.
Namun perlu diketahui, Jessica pernah mengajukan upaya banding pada tahun 2019. Hasilnya, hingga tahap kasasi, semua upayanya ditolak dan justru menguatkan putusan pada pengadilan tingkat pertama.
Mantan pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, mengaku sedih. Otto mengaku, sejak divonis bersalah, Jessica tak lagi memakai jasanya. Ia memilih menggunakan pengacara lain untuk menangani permohonan peninjauan kembali (PK) kasusnya.
Meski tak lagi dipilih, Otto menyatakan bahwa kliennya tak terbukti membunuh. Masalahnya, tidak ada satu pun rekaman CCTV memperlihatkan Jessica menuang racun sianida ke dalam minuman yang menyebabkan Mirna meninggal.
Diperlakukan seperti sampah
Saat membaca pledoi juga pada 13 September 2016 silam, Jessica bersikukuh mengaku bahwa ia bukanlah seorang pembunuh. Berurai air mata di hadapan Majelis Hakim, Jessica mengaku diperlakukan seperti sampah seperti diberi hukuman sosial.
"Saya ada di sini karena saya dituduh meracuni teman saya Mirna. Saya tidak menyangka kalau pertemuan di tanggal 6 Januari tersebut adalah saat terakhir saya bertemu Mirna, apalagi saya dituduh membunuhnya.
Namun saya sadar kalau tidak ada yang luput dari kehendak Tuhan yang Maha Esa. Dan selama ini saya diberikan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menghadapi cobaan ini.
Mirna adalah teman yang baik, karena Mirna memiliki sifat yang ramah, baik hati dan jujur dengan teman-temannya. Selain itu dia juga sangat humoris, kreatif, dan pandai. Walau kita jarang bertemu karena tinggal di negara yang berbeda tetap sangat mudah untuk menghabiskan waktu berjam-jam bercanda dan mengobrol pada saat bertemu.
Tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa Mirna datang dari keluarga yang siap menekan dan mengintimidasi siapapun yang mereka percaya telah berbuat hal yang buruk walau tanpa penjelasan yang pasti. Itu membuat saya berpikir apakah mereka menjadi jahat karena kehilangan Mirna.
Bagaimanapun juga saya tidak membunuh Mirna jadi seharusnya tidak ada alasan untuk memperlakukan saya seperti sampah," terang Jessica saat membacakan membacakan pleidoi di hadapan majelis hakim ketika permohonan PK-nya ditolak.