Ini Kritik Pengamat Atas Jalur Khusus Pesepeda di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang

| 23 May 2021 16:45
Ini Kritik Pengamat Atas Jalur Khusus Pesepeda di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang
Sejumlah pesepeda memacu kecepatan dalam uji coba lintasan khusus road bike di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Minggu (23/5/2021). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww).

ERA.id - Pemerhati isu transportasi, Budiyanto, menilai jalur khusus untuk sepeda cepat atau 'road bike' di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang perlu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan pesepeda.

Menurut Budiyanto, jalan layang yang melintasi KH Mas Mansyur hingga Jalan Raya Casablanca tersebut cukup tinggi sehingga akan berpengaruh pada keselamatan dan keamanan pesepeda.

"Jalan non tol Casablanca cukup tinggi akan berpengaruh terhadap tekanan angin yang akan berpengaruh kepada masalah-masalah keamanan dan keselamatan para pesepeda," kata Budiyanto di Jakarta, Minggu, (23/5/2021), dilansir dari ANTARA.

Selai keamanan dan keselamatan para pesepeda, Budiyanti menilai bahwa jalur khusus sepeda "road bike" harus mempertimbangkan pengguna jalan lain, baik yang menggunakan jalan non tol itu sendiri maupun jalan arteri di bawahnya.

Seperti diketahui, dengan dibukanya jalur khusus untuk sepeda jenis "road bike" pukul 05.00-09.00 WIB, akan ada perubahan lalu lintas kendaraan bermotor yang mengarah dari Tanah Abang--Kampung Melayu dan sebaliknya.

Akses JLNT Casablanca juga berperan sebagai pengurai kemacetan yang selama ini terjadi baik dari Kampung Melayu, Tanah Abang, atau sebaliknya, karena jalan tersebut merupakan akses menuju sentra ekonomi, seperti Tanah Abang, Jatinegara, Kampung Melayu, dan tempat perkantoran.

"Kendaraan bermotor yang biasa melewati jalan non tol pada hari dan jam tersebut pasti akan dialihkan ke jalan di bawah dan dialihkan ke akses jalan lain, sehingga akan berhubungan langsung dengan kapasitas jalan di bawah dan berdampak pada kinerja lalu lintas," kata Budiyanto.

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta perlu mengevaluasi setelah uji coba jalur "road bike" tersebut. Evaluasi dilakukan dengan melihat kinerja lalu lintas, serta respons masyarakat terhadap keberadaan jalur khusus, serta dampaknya bagi lalu lintas lainnya.

Rekomendasi