Jelek-jelekkan Kartun Nussa, Eko Kuntadhi Disemprot Angga Sasongko: Ayam Sayur Lo!

| 21 Jun 2021 11:41
Jelek-jelekkan Kartun Nussa, Eko Kuntadhi Disemprot Angga Sasongko: Ayam Sayur Lo!
Eko Kuntadhi

ERA.id - Eko Kuntadhi menyebar narasi bahwa film kartun Nussa mengampanyekan simbol radikalisme dan Taliban. Sontak hal itu langsung membuat produser Nussa, Angga Sasongko meradang.

Adapun Eko melihat, simbol radikalisme pada Nussa dan Rara, hanya sebatas pada busananya saja. 

Eko memang mengunggah gambar poster Nussa-Rara yang mengenakan gamis dan berhijab.

"Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan.  Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yg merusak!"

Sontak, hal itu dibalas Angga. "Ah b*c*t. Bukti enggak ada, diajak nonton enggak berani datang. Tapi ya sudah, saya enggak mau menghambat penghasilan Anda dengan menggoreng-goreng isu identitas dan polarisasi. Monggo dilanjut sampai kapalan," cuit Angga menanggapi cuitan Eko, Minggu (20/6/2021) kemarin.

Angga kemudian melanjutkan, "Saya sabar kok. Enggak overestimate orang macam Eko. Lah wong film terakhir saya yang nonton di bioskop 2,3 juta orang. Bayar lho. Yang ngeRT Tweet Eko Kuntadhi paling mentok ribuan, setengahnya bot," cuitnya kemarin.

Tak lama, Angga pun menyebut Eko adalah ayam sayur. "Ah elo ayam sayur, Eko. Diajak nonton dan diskusi langsung sama gue, enggak nongol hidung lo. Mengkonfirmasi untuk tidak datang. Ayam sayur kayak lo cuma berani sembunyi di balik jempol. Enggak cukup punya nyali dan intelektualitas buat berdebat," tulisnya. 

Menurut Angga, ia pernah mengundang Eko untuk menonton film kartun Nussa, tapi Eko menolak dengan alasan film ini kerja bareng dengan pendakwah Felix Siauw.

"Saya orang yang terbuka dan respect dengan sikap berseberangan, saling tidak sepakat dan berbeda pendapat. Itu indahnya demokrasi," cuitnya. 

Di cuitan pengguna Twitter lainnya, Angga menjelaskan tak perlu dengan kekerasan untuk meladeni celotehan Eko. "Enggak perlu kekerasan. Film itu ide. Kalau enggak sependapat karena belum nonton, ya diajak nonton. Habis nonton, idenya mau dikomentari, dikritik, ya monggo," balasnya.

"Tapi kalau ruangnya ogah dimanfaatkan lalu beraninya bersembunyi di balik jempol, ya ayam sayur."

Angga Sasongko selanjutnya menegaskan, film animasi panjang pertama Visinema dan The Little Giantz itu mendapatkan apreasi dari dunia perfilman internasional.

"Puji Tuhan sudah mulai diapresiasi. Dipilih kurator untuk World Premier di Bucheon Internasional Film Festival bulan depan. Salah satu festival terbaik di Asia. Terima kasih," tulisnya sambil menunjukkan poster film Nussa dipromosikan di festival film itu.

Rekomendasi