ERA.id - Selain kabar duka yang datang dari dunia seni peran atas kepergian Nani Wijaya, dunia musik Indonesia juga ikut berduka dengan meninggalnya Nomo Koeswoyo. Dia adalah salah satu musisi legendaris Indonesia yang turut memberikan banyak sumbangan karya dalam musik berbagai genre, mulai dari dangdut, pop, rock, hingga jazz.
Sosok Nomo Koeswoyo
Nomo Koeswoyo merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini. Ia dilahirkan pada 21 Januari 1938 di Tuban, Jawa Timur. Nomo Koeswoyo adalah salah satu musisi senior tanah air yang mendirikan kelompok musik bernama Koes Bersaudara. Grup musik inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya grup Koes Plus.
Pada mulanya, grup ini berkarier dari tahun 1958 dengan nama Kus Brothers. Kelompok musik yang dibentuk oleh saudara-saudara kandung Nomo. Pada saat itu, saudara kandungnya yang tergabung dalam grup ini antara lain Tonny Koeswoyo, Jon Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo.
Sedangkan Nomo Koeswoyo menjadi anggota keluarga Koes yang terakhir bergabung dengan grup tersebut dan memegang posisi sebagai drummer. Album pertama mereka berhasil direkam pada tahun 1962. Beberapa waktu selanjutnya, grup tersebut berganti nama menjadi Koes Bersaudara setelah kakak sulung mereka, Jon Koeswoyo mundur dari grup tersebut.
Meskipun sempat menapaki tangga kesuksesan, grup ini surut pada tahun 1968-1969. Nomo akhirnya memutuskan untuk hengkang dari grup Koes Bersaudara, karena ia merasa tidak dapat menggantungkan hidupnya hanya dari bermusik.
Mencoba Berbisnis Sebelum Kembali Bermusik
Ia pun memutuskan menjalani usaha sampingan sebagai pebisnis. Selanjutnya, grup Koes Bersaudara berganti nama menjadi Koes Plus setelah keluarnya Nomo. Dalam perjalanan kariernya sebagai pebisnis, Nomo sempat meraih kesuksesan. Barulah setelah itu ia kembali untuk melanjutkan hobinya di dunia musik.
Nomo sempat mendirikan grup musik yang dinamakan No Koes. Karier bermusiknya bersama saudara-saudara kandungnya menerima dukungan dan restu dari orangtua mereka. Ayahnya, Koeswoyo, juga sering memberikan sumbangan lagu untuk kelompok Koes Plus.
Bahkan, ia pun banyak memberikan lagu ciptaannya kepada Nomo untuk diproses atau direkam di group No Koes. Oleh sebab itulah, nuansa musik Koes Plus dan No Koes dari lagu-lagu mereka seperti memiliki kemiripan. Selanjutnya, grup Koes Bersaudara kembali bersatu pada tahun 1970-an sebagai sebuah grup musik yang utuh. Nomo Koeswoyo mempunyai tiga orang anak yang dinamakan Chicha Koeswoyo, Helen Koeswoyo, dan Reza Wicaksono Koeswoyo.
Bakat bermusik dan berbisnis yang dimilikinya, ternyata membawanya untuk mengorbitkan putrinya sendiri, Chicha Koeswoyo. Pada tahun 1975, Chicha Koeswoyo berhasil mendulang kesuksesan dari pembawaan lagu-lagu anak berjudul Heli, Bersinar Matahari, juga Pulang Sekolah.
Sosok Nomo Koeswoyo tentunya telah menorehkan catatan sejarah yang membanggakan dalam dunia musik Indonesia. Adapun rencananya, jenazah disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Jakarta Selatan. Jenazah Nomo sendiri akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…