ERA.id - Deputi Bidang Produk Kreatif dan Penyelenggara Kegiatan (Event), Vinsensius Jemadu, menanggapi soal beredarnya kabar musisi internasional yang enggan menggelar konser di Indonesia, terkait maraknya percaloan yang terjadi.
"Terkait benarnya atau tidak informasi ini seharusnya jadi tanggung jawab regulator event-event berskala nasional dan internasional, termasuk di dalamnya Kemenparekraf untuk terus melakukan upaya memerangi maraknya praktik calo tiket di Indonesia," kata Vinsensius, dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara daring pada Senin (26/6).
Untuk memerangi praktik calo di Indonesia, Vinsensius mengatakan ada tiga hal yang telah dilakukan oleh Kemenparekraf. Pertama adalah bekerja sama dengan penegak hukum untuk menindak para calo.
Berikut tiga hal yang telah dilakukan oleh Kemenparekraf untuk memmerangi calo tiket konser artis dari luar negeri.
1. Terus memerangi praktik percaloan
"Pertama terkait law enforcement atau penegakan hukum. Kemenparekraf bekerja sama dengan aparat penegak hukum, untuk mengatasi calo tiket konser dengan memberikan sanksi yang sesuai. Hal ini dapat memberikan kepercayaan penyanyi nasional dan internasional, bahwa Indonesia serius memerangi praktik pencaloan ini," paparnya.
Selain penegakan hukum, Kemenparekraf juga bekerja sama dengan promotor untuk memberikan informasi yang benar-benar jelas, khususnya terkait penjualan tiket, harga tiket, dan lainnya. Dengan begitu, promotor bisa memberikan informasi yang sejelas-jelasnya.
2. Transparansi dan akuntablis
"Yang kedua terkait dengan transparansi dan akuntabilitas, Kemenparekraf berkolaborasi dengan promotor untuk mengatasi, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan event," kata Vinsensius.
3. Edukasi masyarakat
Berikutnya berkaitan dengan edukasi terhadap masyarakat. Kemenparekraf mengimbau masyarakat untuk selalu mencari tahu kebenaran segala informasi yang beredar.
Sebab, jika kita menyebarluaskan informasi yang tidak benar, tentu bisa saja hal itu terdengar sampai ke musisi internasional tersebut.
"Saringlah sebelum sharing, karena bagaimanapun juga musisi internasional maupun lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan konser atau festival musik di Indonesia ini mempunyai manajemen yang profesional, dan platform-platform yang sudah terverifikasi dengan baik," tutur Vinsensius.
Seperti diketahui kedatangan grup musik Coldplay ke Indonesia menuai antusiasme yang besar, enggak hanya dari para fans, tapi juga masyarakat luas. Besarnya animo fans dan masyarakat membuat tiket konser grup musik yang dipunggawai oleh Chris Martin, dan kawan-kawan itu ludes terjual, bahkan kurang dari satu jam.
Sayangnya, terjualnya tiket Coldplay tersebut ternyata enggak hanya jatuh ke tangan mereka yang benar-benar pengin menonton konser, tetapi juga tangan-tangan nakal para calo untuk kemudian dijual kembali dengan harga tinggi.