Kasus Positif COVID-19 di Indonesia pada Sabtu 13 Agustus Bertambah 5.104 Kasus

| 13 Aug 2022 22:25
Kasus Positif COVID-19 di Indonesia pada Sabtu 13 Agustus Bertambah 5.104 Kasus
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan kasus orang yang terkonfirmasi positif kini menjadi 6.278.332 setelah bertambah 5.104 hingga Sabtu pukul 12.00 WIB.

Dari data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu (13/8/2022), menunjukkan terdapat lima daerah dengan penambahan kasus positif terbanyak yakni Jakarta 2.287 kasus, Jawa Barat 1.129 kasus, Banten 557 kasus, Jawa Timur 385 kasus dan Bali 127 kasus.

Adapun kasus aktif pada hari ini bertambah 30 kasus. Hasilnya, tercatat sudah ada 53.606 kasus aktif di seluruh penjuru negeri.

Penambahan pada kasus positif dan kasus aktif, berimbas pada naiknya jumlah orang yang meninggal karena COVID-19. Kematian naik 19 dari hari sebelumnya, sehingga total kematian ada 157.208 jiwa.

Namun di sisi lain, jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 juga semakin meningkat. Satgas menyebutkan sebanyak 6.067.518 pasien sudah sembuh setelah bertambah 5.055.

Pada hari ini, 96.732 spesimen telah diperiksa di seluruh laboratorium yang ada di Indonesia. Sementara itu, 6.972 orang dinyatakan sebagai suspek COVID-19.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menekankan bahwa angka kematian akibat COVID-19 yang mengalami tren peningkatan perlu disikapi masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan serta vaksinasi dosis penguat.

Hal itu disebabkan karena penularan masih terjadi dan setiap pihak perlu mewaspadai gejala-gejala COVID-19.

Selain menyikapi angka kematian dengan serius melalui penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, dirinya turut meminta bagi pihak yang merasakan gejala berupa pegal linu, batuk bersin dan suara serak maka perlu konsultasi kepada dokter.

"Angka kematian yang cukup tinggi adalah alasan dari kita masih harus berhati-hati dan tetap pakai masker. Karena kita juga tidak tahu kapan akan terinfeksi COVID-19, jangan jemawa," kata Zubairi.

Rekomendasi