ERA.id - Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk memastikan dulu kecukupan stok dan kebutuhan beras Nasional bahkan hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan baiknya sistem ketahanan pangan yang dimiliki.
"IRRI tadi menyampaikan Indonesia sebaiknya melakukan ekspor, tetapi ekspor beras-beras berkualitas tinggi. Tapi perintah Presiden, pastikan dulu stok nasional dan kebutuhan nasional itu tersedia, baru berpikir untuk ekspor," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta dikutip dari Antara, Minggu (14/8/2022).
Syahrul menjelaskan ekspor dimungkinkan jika kebutuhan beras Nasional terpenuhi, terutama di tengah tantangan krisis pangan yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Adapun perkiraan kebutuhan konsumsi beras Nasional sebesar 30,03 juta ton per tahun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
Menurut Syahrul, jika keputusan ekspor diambil, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pangan Nasional harus memastikan betul bahwa stok beras benar-benar aman.
"Kalau toh harus ekspor, maka ekspor dalam batas-batas saya dengan Pak Arief (Badan Pangan Nasional), dengan Bappenas, harus merencanakan betul, jangan sampai...Kita harus punya stok sampai dua tahun yang kita anggap aman," kata Mentan.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa stok beras Nasional hingga April 2022 mencapai 10,2 juta ton yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki sistem ketahanan pangan yang baik.
"Stok (beras) kita di lapangan jumlahnya di akhir April 2022 tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Kalau ditanya barangnya ada di mana? ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran juga di Bulog plus beberapa industri-industri pangan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.
Presiden menjelaskan bahwa surplus atau stok beras yang dimiliki di tengah krisis pangan dunia, menjadi salah satu indikator Indonesia berhasil meraih penghargaan atas sistem ketahanan pangan yang baik dari IRRI.
Di sisi lain, Presiden juga mendorong agar produktivitas beras dapat ditingkatkan sehingga Indonesia bisa memasuki pasar ekspor.
"Kita juga harus terus dorong ini agar kita tidak hanya memproduksi yang hanya bisa kita konsumsi oleh rakyat kita saja, tetapi nanti apabila produksi meningkat, kita juga harus mulai masuk ke pasar-pasar ekspor," kata Presiden.