ERA.id - Aktor sekaligus politisi Partai Gelora, Deddy Mizwar sempat dikira menjadi bagian dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satunya oleh komedian Mamat Alkatiri.
Dalam akun Yotube Maling, Mamat bertanya soal apakah KTP Deddy Mizwar masih tertulis kalau Deddy termasuk kepengurusan PKS yang lama. Mendengar itu, Deddy langsung tertawa.
"Sudah misah kamar. Platformnya juga beda. Dan saya juga gak pernah di PKS. Pendiri Demokrat, saya. PKS berteman, cuma gak pernah jadi anggota partai," terang Deddy dalam video yang dilihat ERA pada Rabu (17/8/2022).
"Gak ada kartu anggota?" timpal Mamat.
Deddy pun menjawab, "kan gak boleh masuk, saya. Kan masih ngerokok, gak boleh."
Mendengar itu, ekspresi Mamat langsung berubah. Dia kaget, sebab baru tahu kalau ada aturan di PKS yang melarang kadernya untuk merokok.
"Oke, saya tidak akan masuk PKS," canda Mamat diselingi tawa yang renyah bersama Deddy.
Deddy sendiri sepak terjangnya politiknya dikenal cukup mentereng. Dia pernah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat pada 2013 silam, mendampingi kader PKS, Ahmad Heryawan.
Setelah itu, pada 2018, setelah menyelesaikan satu periode masa jabatannya, Deddy maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jabar 2018. Dia berpasangan dengan Dedi Mulyadi dari Partai Golongan Karya (Golkar). Duet Deddy-Dedi diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Mereka kalah dan bertengger di posisi ketiga dalam perolehan suara saat itu. Pasca Pemilihan Umum 2019, Deddy Mizwar mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrat. Dia bergabung ke Partai Gelora Indonesia bentukan mantan Presiden PKS periode 2013-2015, Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Nah, soal larangan merokok di PKS sendiri, pernah dibenarkan oleh Anis Matta, yang saat itu masih menjadi Sekjen PKS. "Di PKS, semua kader tidak boleh merokok. Kalau ketahuan, ada sanksinya," ujar Anis di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 2010 silam.
"Satu rokok arab itu sama dengan 60 batang rokok nikotinnya. Saya sepakat dengan fatwa tersebut karena tidak bagus untuk kesehatan," paparnya.