ERA.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate tak menampik bahwa Bjorka memang membobol data-data milik pejabat maupun instansi pemerintah. Namun, dia memastikan bahwa data yang disebarluaskan bukan data terbaru, melainkan hanya data umum saja.
"Memang ada data-data yang beredar oleh, ya salah satunya oleh Bjorka. Tetapi data-data itu setelah ditelaah sementara adalah data-data umum, bukan data-data spesifik dan data-data yang ter-update sekarang," kata Johnny dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/9/2022).
Menurutnya, Bjorka hanya membobol data-data lama. Meski begitu, nantinya Kemenkominfo bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri akan menelaah lebih terhadap data-data yang sudah beredar di publik.
"Tim lintas kementerian/lembaga BSSN, Kominfo, Polri, BIN juga berkoordinasi untuk menelaah secara dalam," katanya.
Selanjutnya, berdasarkan hasil rapat internal dengan Presiden Joko Widodo hari ini, kementerian dan lembaga tersebut akan membentuk tim khusus bernama emergency response team.
Tim tersebut, kata Johnny, selain untuk melakukan asesmen lanjutkan terhadap kebocoran data, juga bagian dari upaya mengembalikan kepercayaan publik.
"Untuk menjaga kepercayaan publik, akan ada emergency response team dari BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya," katanya.
Lebih lanjut, Ia juga meminta awak media membantu pemerintah dalam melakukan komunikasi publik. Dia berharap media ikut menjaga kedaulatan dengan tidak memberitakan hal-hal yang membingungkan masyarakat.
Sebab, data-data yang ada di ruang digital di Indonesia merupakan data strategis. Sehingga perlu kerja sama berbagai pihak untuk menjaganya.
"Bahaya di ruang digital itu adalah bentuknya tindak kriminal digital. Ini yang harus kita jaga bersama-sama, bangun kerja bersama," ujarnya.
Sebelumnya, Menkopolhukam, Mahfud MD menduga data yang bocor itu bukanlah dokumen rahasia Indonesia. Data yang diretas itu, sambungnya, merupakan data yang terbuka untuk umum.
"Jadi belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul kan, itu yang sudah ada di koran tiap hari. Wah ini yang jadi presiden, ini nih begini, begini. Kan cuma itu aja, ndak ada rahasia negara kalau yang saya baca, dari yang beredar itu. Sehingga itu bisa saja kebetulan sama dan kebetulan bukan rahasia juga barangkali cuma dokumen biasa, dan terbuka gitu, tetapi itu memang terjadi," ujar Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, Mahfud kembali mengatakan diduga data yang dibocorkan hacker Bjorka ini bukanlah data penting atau yang bersifat rahasia. Terkait apakah hacker ini akan diburu, dia tak mengungkapkannya.
Ia hanya mengatakan pemerintah masih akan melakukan pendalaman terkait tindakan hacker Bjorka ini.
"Tetapi itu bisa juga, apa, sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia, yang bisa diambil dari mana mana, cuma kebetulan sama, gitu. Oleh sebab itu nanti masih akan didalami. Pemerintah masih akan rapat tentang ini," katanya.