KIB Akan Bertemu di Makassar 6 November Mendatang, Bakal Umumkan Capres?

| 23 Oct 2022 13:41
KIB Akan Bertemu di Makassar 6 November Mendatang, Bakal Umumkan Capres?
Wali Kota Parepare Taufan Pawe memakai jaket Golkar. (Dok. Taufan)

ERA.id - Pihak Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan segera bertemu di Kota Makassar pada 6 November mendatang. Hal itu ditegaskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Di Makassar nantinya, mereka akan merumuskan persiapan menghadapi Pilpres 2024. "Ini suatu kehormatan bagi kami, karena mendapat kepercayaan dari Bapak Airlangga Hartarto dan partai Koalisi Indonesia Bersatu untuk menjadi tuan rumah pertemuan lanjutan KIB," kata Ketua DPD I Golkar Sulsel, HM Taufan Pawe, Jumat (23/10/2022) silam.

Menurutnya, kader Golkar di Sulsel patut berbangga Kota Makassar menjadi tuan rumah perdana pertemuan lanjutan KIB di daerah pada 6 November 2022.

Rencananya, selain Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, akan hadir pula Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono.

Sebelumnya, Airlangga telah memberi amanah kepada Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe untuk menyiapkan pertemuan lanjutan KIB di Kota Makassar.

Ia menyampaikan di sela acara pemaparan Visi Misi KIB oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Waketum PPP Amir Uskara di Hall C, Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/10).

"Tadi saja kita (Zulkifli Hasan dan Amir Uskara) baru berunding akan membuat pertemuan lanjutan di Makassar, 6 November nanti. Mana teman-teman Golkar Sulsel, kalian harus siap," ujar Airlangga di depan forum dihadiri seluruh Ketua DPD I dan II serta anggota fraksi Golkar se-Indonesia.

Menko Perekonomian itu selanjutnya meminta secara khusus Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe bertanggungjawab untuk menyukseskan pertemuan lanjutan KIB di wilayahnya. Ia percaya Taufan mampu jika diberikan amanah.

Airlangga menjelaskan, pada babak berikutnya nanti, KIB baru akan membahas koalisi yang lebih serius menghadapi Pemilu Pemilihan Presiden 14 Februari 2024.

"PAN, PPP, dan Golkar adalah politisi yang matang, politisi yang sudah mempunyai 'collective memory' dari pembangunan Indonesia berbagai kepemimpinan," katanya.

"Oleh karena itu, pasti akan dibuat kebijakan yang kolektif kolegial. Kita semua kolektif kolegial. Tidak ada satu bos di atas bos yang lain," tutur Airlangga menekankan.

Rekomendasi