Kapolri Sowan Habib Lutfi dan Gus Baha, Cegah Polarisasi Jelang Tahun Politik

| 31 Oct 2022 11:35
Kapolri Sowan Habib Lutfi dan Gus Baha, Cegah Polarisasi Jelang Tahun Politik
Kapolri Listyo Sigit dan Gus Baha (Dok. Polda Jateng)

ERA.id - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyambangi sejumlah kiai di Jawa Tengah, Minggu (30/10), seperti Habib Lutfi di Pekalongan dan Gus Baha di Rembang. Upaya mencegah polarisasi jelang 2024.

Di Pekalongan, Kapolri hadir di Maulid Akbar di gedung Kanzus Sholawat Pekalongan yang dihadiri puluhan ribu jemaah. Selain Kapolri, sejumlah pejabat turut hadir  seperti Ketua KPK Firli Bahuri, Ketua BNPT Boy Rafli Amar, serta Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan.

Kapolri yang tiba di Pekalongan dengan menggunakan helikopter, langsung menuju kediaman Habib Luthfi dan bersilaturahmi di ruang pribadi ulama kharismatik tersebut. Pertemuan berlangsung tertutup selama sekitar 50 menit dan tak ada keterangan pers seusai pertemuan itu.

Namun momen unik terjadi usai pertemuan tersebut. Seusai Kapolri meninggalkan rumah Habib Lutfi dan helikopter hendak take off, salah satu jemaah Habib Luthfi yang juga Panit Min Intelkam Polsek Pekalongan Timur, Ipda Purwoko, tiba-tiba menghampiri Kapolri dan menghaturkan rantang nasi.

Purwoko menyebut rantang nasi itu bekal dari Habib Luthfi untuk perjalanan ke tujuan selanjutnya ke Rembang. "Insya Allah berkah,” kata Purwoko.

Kapolri pun menerima rantang nasi itu dan mengucap terima kasih. Di Rembang, Kapolri mengunjungi sejumlah pesantren dan bersilaturahmi dengan sejumlah ulama seperti KH. Abdullah Ubab Maimun Zubair, KH Zaim Ahmad, dan KH Bahaudin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha.

Usai bertemu Gus Baha, Kapolri menyatakan selama ini kinerja  Polri tidak bisa lepas dari peran ulama. "Dalam beberapa pengalaman ulama dan umara (pemimpin) dalam hal ini Polri, banyak berhasil memecahkan masaah bangsa, misalnya terkait penanganan Covid," ujarnya.

Ia menjelaskan beberapa waktu ini Polri rutin berkunjung ke pesantren untuk terus menguatkan kerjasama, khususnya dalam mendinginkan situasi terutama menjelang tahun politik 2024.

"Ini untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat polarisasi, tentunya kerjasama polisi dan ulama sangat penting. Sehingga Indonesia bisa kita jaga dan situasi tetap kondusif. ini modal kita untuk bisa berjalan on the track," paparnya.

Rekomendasi