ERA.id - Sebuah video viral di media sosial segerombolan pelajar menganiaya seorang nenek-nenek saat di jalan. Para pelajar itu telah diamankan.
Viralnya kejadian ini mendapat sorotan dari Menkopolhukam Mahfud MD. Dari akun Twitter-nya @mohmahfudmd mengatakan Polri sedang memburu para pelajar tersebut.
"Ini lagi (dicari) @DivHumas_Polri --> Motornya T 3350 BK," cuit Mahfud di akun Twitter-nya dilihat Minggu (20/11/2022).
Diketahui, dalam video dan narasi yang beredar, sejumlah pelajar sedang berkendara dengan sepeda motornya.
Para pelajar itu kemudian berhenti dan berbicara dengan seorang nenek-nenek yang sedang berjalan kaki.
Tiba-tiba, salah satu pelajar ini menendang sang nenek hingga terjatuh. Nenek ini pun segera berdiri dan kabur usai menerima penganiayaan dari bocah tersebut.
Polisi langsung bergerak. Para pelajar ini diamankan. Ternyata, kejadian ini terjadi di kawasan Tapanuli Selatan (Tapsel).
Dilihat di Instagram @official.polrestapsel, nenek yang ditendang pelajar ini diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni mengatakan ada dua video viral di terkait peristiwa dugaan penganiayaan tersebut. Video pertama berisi tentang sekelompok pelajar yang mengenderai sepeda motor, lalu tiba-tiba berhenti dan menendang nenek tersebut.
"Sedangkan video kedua yang merupakan sambungan video pertama, adalah video dua orang anak sekolah yang berboncengan. Di mana, anak yang di bonceng, terlihat memukul (ibu tersebut) dengan menggunakan sebilah kayu atau ranting pohon hingga patah," kata Imam.
Untuk video pertama, 5 orang remaja yakni IH, ZA, VH, AR, dan RM, telah diamankan. Diduga, pelajar yang menendang ibu tersebut adalah IH sembari ZA merekam videonya.
Untuk video kedua, sambungnya, diduga ada 4 remaja yang melakukan penganiayaan, di mana 3 di antaranya masih orang yang sama dengan video pertama, yakni IH, VH, dan AR. Sedangkan seorang remaja lainnya, adalah ASH.
“Video viral yang kedua, kuat dugaan yang memukul dengan kayu adalah VH sembari AR merekam aksi pemukulan tersebut,” imbuhnya.
Orang tua para remaja ini dan dipanggil. Mereka pun memohon maaf atas perilaku anak-anak remaja tersebut yang sudah membuat resah masyarakat.
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya pada pihak yang dirugikan (korban) ataupun masyarakat umum. Kami sangat menyesali perbuatan anak-anak kami ini. Mudah-mudahan, tidak terulang lagi," ujar perwakilan orang tua yang enggan disebutkan namanya.