Jika Masa Jabatannya Diperpanjang, Kepala Desa Berpotensi Jadi Diktator dan Koruptor

| 26 Jan 2023 11:21
Jika Masa Jabatannya Diperpanjang, Kepala Desa Berpotensi Jadi Diktator dan Koruptor
Ratusan kepala desa dari berbagai daerah di Indonesia bubar setelah menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Selasa (17/2/2023). (Antara)

ERA.id - Pakar hukum pidana Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Pujiyono menilai masa jabatan kepala desa yang terlalu lama hingga 9 tahun, berpotensi membuat mereka jadi diktator sekaligus koruptor.

"Orang yang memiliki masa jabatan yang terlalu lama cenderung dia akan menjadi korup," kata Pujiyono di Semarang, Kamis (26/1/2023).

Pujiyono mengutip rumus dari Lord Acton, guru besar sejarah modern di Universitas Cambridge Inggris, yang menyatakan "power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely" (kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut).

Secara pribadi, Pujiyono sepakat jika masa jabatan kepala desa dibatasi, misalnya sama seperti masa jabatan Presiden selama 5 tahun.

"Biaya untuk mencalonkan diri sebagai kades juga sangat mahal, sehingga perlu ada jangka waktu tertentu agar mereka bisa berkiprah dengan benar," katanya.

Makanya masa jabatan yang berlaku saat ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa dinilai cukup riil untuk mengaktualisasikan program-programnya.

"Kalau di masa itu mereka korupsi dan sebagainya, maka hukum yang bicara," katanya.

Sebelumnya, kepala desa dari berbagai wilayah di Indonesia menuntut perpanjangan masa jabatan dari enam menjadi sembilan tahun.

Kades mendesak revisi Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang mengatur tentang masa jabatan tersebut.

Masa jabatan sembilan tahun dinilai sebagai waktu yang cukup untuk bekerja dengan pihak terkait demi membangun desa.

Rekomendasi