ERA.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menginginkan Ibu Kota Nusantara menjadi kawasan ramah anak yang bebas dari stunting atau kekerdilan, dan gizi buruk.
Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan perwakilan organisasi PBB yang berfokus pada isu anak-anak atau United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia di Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis.
“UNICEF perlu memikirkan penguatan IKN khususnya melakukan perluasan pendampingan kepada pemerintah daerah di sekitaran kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara. Jangan sampai nanti ada gizi buruk dan stunting di sekitar IKN,” kata Moeldoko dalam siaran pers di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis (23/2/2023).
Dia mengatakan pemerintah sendiri sudah harus bekerja keras untuk mencapai target penurunan stunting seiring dengan target pembangunan IKN.
“Nanti harapannya, di tahun 2024 kita pindah ke IKN, sudah tidak ada lagi angka stunting dan gizi buruk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Moeldoko berharap kampanye berskala besar terkait stunting bisa dilakukan UNICEF dengan KSP, BKKBN, Kemenkes dan sejumlah kementerian terkait guna menciptakan kesadaran di masyarakat.
Persoalan stunting, menurut Moeldoko, merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo. Di awal pemerintahan Presiden Jokowi di tahun 2013, angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 37,2 persen.
Kebijakan penurunan stunting Presiden Jokowi menunjukkan hasil yang sangat baik dengan prevalensi stunting di tahun 2022 berada di angka 21,6 persen. Pemerintah pun optimis menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 turun menjadi sebesar 14 persen.
UNICEF sendiri telah berkonsultasi dengan KSP sejak tahun 2017 terkait isu-isu imunisasi, vaksinasi, serta berkolaborasi dalam gugus tugas percepatan penurunan stunting yang diketuai oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Pasca pandemi, UNICEF berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia untuk mengejar peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang sempat tertinggal selama 2 tahun karena fokus pelayanan pandemi COVID-19.
“Seperti yang dikatakan oleh Pak Moeldoko, UNICEF juga ingin IKN menjadi kota layak anak yang diakui dunia melalui penilaian Kota Layak Anak Tingkat Dunia atau Child Friendly Cities Initiatives (CFCI). UNICEF sangat tertarik untuk melanjutkan diskusi terkait ini, juga terkait digitalisasi data stunting demi mencapai target prevalensi stunting 2024,” kata Country Representative UNICEF Indonesia Maniza Zaman.
UNICEF juga mengatakan, Indonesia perlu menunjukkan upaya penanganan stuntingnya kepada dunia, mengikuti jejak empat negara dunia yakni Peru, Thailand, Vietnam dan Brazil yang berhasil mendokumentasikan keberhasilannya menurunkan prevalensi stunting.