ERA.id - Presiden RI Joko Widodo menegaskan Indonesia siap berbicara dengan siapa pun pemegang kepentingan di Myanmar demi kemanusiaan di negeri yang masih terus dilanda konflik bersenjata sejak militer mengkudeta pemerintahan terpilih secara demokratis pada Februari 2021.
"Indonesia siap berbicara dengan siapa pun, termasuk junta dan seluruh stakeholders di Myanmar, untuk kepentingan kemanusiaan," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers penutup rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis.
Menurut Jokowi, hal itu sejalan dengan Konsensus Lima Poin (5PC) yang memandatkan ASEAN melakukan pendekatan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar dalam mengurai permasalahan di negara itu.
Jokowi menegaskan prinsip inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN, karena kredibilitas organisasi kerja sama kawasan itu sedang dipertaruhkan dalam menyikapi permasalahan Myanmar. Kendati demikian, dia menegaskan ASEAN tidak bisa menoleransi apa yang terjadi di Myanmar.
"Terkait Myanmar, pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi," tegasnya.
Jokowi pun mengingatkan bahwa pendekatan terhadap semua pemangku kepentingan demi menjembatani permasalahan di Myanmar bukan berarti memberikan pengakuan terhadap yang bersangkutan. Oleh karena itu, dia mengaku sempat menyampaikan kepada para pemimpin ASEAN bahwa kesatuan ASEAN sangat penting.
"Tanpa kesatuan akan mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN. Saya yakin tidak satu pun negara ASEAN menginginkan hal tersebut. Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar. Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi," ujar Jokowi.
Sebelumnya, dalam rangkaian KTT ke-42 ASEAN, negara-negara peserta mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung upaya Indonesia melanjutkan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar.
Melalui pernyataan itu, negara-negara anggota juga mendukung pernyataan Presiden Jokowi dalam merespons serangan yang baru-baru ini dialami Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre) dan tim pemantau ASEAN di Myanmar.
"Kami mendukung upaya-upaya Ketua ASEAN, termasuk upaya Indonesia dalam melanjutkan keterlibatan para pemangku kepentingan di Myanmar, dan mendorong kemajuan implementasi Konsensus Lima Poin," demikian bunyi pernyataan yang dirilis Rabu (10/5).