BMKG Sebutkan Perlunya Antisipasi Dampak Ikutan Kekeringan, Karhutla hingga Pasokan Bahan Pangan Terganggu

| 19 Jun 2023 18:55
BMKG Sebutkan Perlunya Antisipasi Dampak Ikutan Kekeringan, Karhutla hingga Pasokan Bahan Pangan Terganggu
Arsip Foto- Warga melihat sawah yang mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc)

ERA.id - Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengemukakan perlunya mengantisipasi dampak ikutan dari ancaman kekeringan selama musim kemarau.

Dalam acara diskusi via daring yang diikuti dari Jakarta, Senin, dia mengatakan bahwa kekeringan parah bisa menyebabkan krisis air hingga masalah pasokan pangan dan listrik.

Kekeringan bisa menyebabkan kegagalan panen dan mengakibatkan pasokan bahan pangan pokok terganggu.

Selain itu, Guswanto mengatakan, waduk dan bendungan untuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga air bisa menyusut airnya atau bahkan mengering sehingga pasokan listrik jadi terganggu.

Risiko kebakaran lahan dan hutan juga meningkat saat terjadi kekeringan.

Guswanto menyampaikan bahwa lahan-lahan di bagian wilayah Lampung serta sebagian Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah ada yang mulai mengering.

Sedangkan daerah di ekuator seperti Pontianak dan Palangka Raya, menurut dia, masih mengalami hujan.

"Hujan inilah barangkali yang kita kelola melalui embung-embung tadi, supaya tidak terbuang percuma," katanya dikutip dari Antara, Senin (19/6/2023).

Ia menyampaikan pentingnya peningkatan kesiagaan untuk menghadapi ancaman bencana pada puncak musim kemarau, yang diprakirakan terjadi pada Juli, Agustus, dan September.

"Kita waspadai, kapan kita harus pandai mengelola air, kemudian kapan kita harus pandai mengelola tentang energi, dan juga tentang pangan, karena ini sangat terkait kekeringan," katanya.

BMKG telah menyelenggarakan sekolah lapang iklim untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan mitigasi kekeringan dan dampak cuaca yang lain.

Rekomendasi