ERA.id - Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Hashim Djojohadikusumo sempat menaruh curiga terhadap politisi PDI Perjuangam Budiman Sudjatmiko saat hendak bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Apalagi, dia mendengar kabar bahwa mantan ketua Partai Rakyat Demokratik atau PRD itu berniat mendukung Prabowo pada Pilpres 2024.
Kecurigaannya bukan tanpa alasan. Adik kandung Prabowo itu tak ingin kakaknya kembali dibohongi seperti dalam kasus Ratna Sarumpaet pada Pilpres 2019 lalu.
"Saya yang bawa (Budiman) ke Pak Prabowo, karena waktu itu saya dengar Pak Budiman mau dukung Pak Prabowo," kata Hashim dalam acara Pembekalan Materi dan Konsolidasi Relawan Jokowi secara daring, Kamis (10/8/2023).
"Saya ragu-ragu. Apakah ini benar atau tudak, jangan-jangan ada hoaks. Saya ingat hoaks yang namanya Ratna Sarumpaet? Masih paham enggak apa yang terjadi? Ratna Sarumpaet?" imbuhnya.
Hashim mengaku, kasus hoaks Ratna Sarumpaet menyisakan penyesalan yang mendalam. Sebab, saat itu Prabowo dijebak oleh orang-orang yang dianggap baik.
"Pak Prabowo sengaja, secara sengaja, dijebak. Saya bisa katakan, saya saksi hidup. Pak Prabowo dijebak oleh orang-orang yang saya kira jahat waktu itu. Dan pak Prabowo sampai sekarang dia menyesal," katanya.
Belajar dari kesalahan di masa lalu, Hashim pun sempat curiga jika kabar dukungan Budiman ke Prabowo hanya jebakan.
Apalagi, Budiman merupakan kader loyal di PDIP. Namun kecurigaannnya sirna setelah sira setelah berdiskusi selama dua jam dengan Budiman.
Hashim pun meyakini bahwa dukungan Budiman kepada Prabowo tulus dan ikhlas.
"Dia sungguh-sungguh percaya bahwa menurut dia, saat ini, untuk masa depan yang rentan dan rawan dan penuh bahaya untuk bangsa Indonesia, dia bekesimpulan Prabowo adalah pemimpin yang tepat, capres yang tepat dibanding yang lain, itu kata dia," ucap Hashim.