ERA.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, para petinggi partai politik pendukung Prabowo Subianto akan segera bertemu dalam waktu dekat untuk membicarakan keberlangsungan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Hal tersebut menanggapi isu peluang KKIR bubar apabila tak kunjung ada perkembangan yang siginifikan hingga September 2023.
"Nanti koalisi juga akan melakukan kegiatan bersama dalam waktu dekat, mudah-mudahan akan kita laksanakan. Kapan tanggalnya, di mana lokasinya, nanti akan kita sampaikan," kata Eddy ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (26/8/2023).
Terkait dengan kursi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, PAN menyadari hal itu menjadi rebutan.
Masing-masing partai pendukung Prabowo saling mengajukan nama cawapres. Misalnya, PAN mendorong Menteri BUMN Erick Thohir, Partai Golkar menginginkan Airlangga Hartarto, dan PKB mengajukan nama Muhaimin Iskandar.
"Tetapi sampai hari ini kan kita masih belum tahu Pak Prabowo kriteria cawapresnya bagaimana. Nah itu kan juga patut kita dengar," kata Eddy.
PAN berharap, dalam waktu dekat Prabowo akan mengumpulkan ketua-ketua umum partai pendukunya untuk membahas soal kursi cawapres.
"Kita berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, Pak Prabowo akan berkumpul dengan ketua-ketua umum partai politik koalisi dan kemudian akan membahas itu," ucapnya.
Eddy menegaskan, apapun yang nantinya menjadi keputusan, PAN berkomitmen tetap berada di barisan pendukung Prabowo. Termasuk jika Erick Thohir tak dipilih sebagai cawapres pendamping Prabowo.
"Apapun yang akan diputuskan nanti di dalam musyawarah di antara para ketua umum parpol, tentu itu akan kita sepakati dan kita jalankan," kata Eddy.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid berkelakar tentang kelanjutan KKIR pasca bergabungnya Partai Golkar dan PAN.
Menurutnya, belum ada perkembangan yang signifikan setelah kedua partai tersebut bergabung dalam barisan pendukung Prabowo. Meurutnya, apabila hingga September 2023 belum ada kemajuan, maka KKIR bisa saja bubar jalan.
"Kalau tidak ada kabar sampai awal September mungkin kabarnya bubar kali ya," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8).