Ngaku Sering Jadi Sasaran Hoaks di Medsos, Prabowo Subianto: Heran Gue!

| 09 Dec 2023 10:19
Ngaku Sering Jadi Sasaran Hoaks di Medsos, Prabowo Subianto: Heran Gue!
Capres Prabowo Subianto. (Antara)

ERA.id - Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mengaku dirinya kerap menjadi sasaran berita bohong alias hoaks. Kabar bohong itu kadang sampai membuatnya geleng-geleng kepala.

Hal itu disampaikan saat menghadiri acara deklarasi Relawan Indonesia Maju (RAPIM) di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2023).

"Saya kadang-kadang ya kalau saya lihat ya apa itu, hoaks, hoaks. Serangan-serangan di sosial media, kadang-kadang geleng-geleng kepala juga saya," kata Prabowo.

Dia lantas menceritakan bahwa dirinya pernah dikabarkan menampar hingga mencekik wakil menteri perdagangan. Padahal, hal itu tak pernah terjadi.

Prabowo mengaku keheranan sebab berbagai kabar bohong tentang dirinya tak pernah ada habisnya.

"Prabowo menempeleng dan mencekik wakil menteri. Prabowo begini, Prabowo begitu. Heran gue," ucapnya.

Menteri Pertahanan itu mengaku, sejak menjadi sasaran hoaks, dirinya lebih bisa memahami perasaan Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana beserta keluarganya juga kerap diterpa hoaks.

"Saya juga kadang-kadang bagaimana ya, Pak Jokowi diserang inilah, itulah. Bukan Pak Jokowi saja, ibu juga diserang," kata Prabowo.

Meski begitu, dia pun belajar banyak dari Presiden Jokowi saat menjadi sasaran hoaks. Prabowo mengaku tetap mengedapankan gaya politik yang santai.

Hal itu pula yang dilakukan Presiden Jokowi saat diterpa berbagai kabar bohong.

"Tapi aku lihat, beliau senyum aja tuh pak jokowi tuh. Iyaa kan. Beliau senyum aja," ucapnya.

Prabowo menambahkan, sudah menjadi risiko bagi seorang politisi menjadi sasaran berita bohong. Dia menegaskan bahwa niatnya hanya ingin mengabdi kepada bangsa dan negara.

Oleh kerana itu, semua kabar bohong mengenai dirinya tak mau terlalu diambil pusing.

"Karena itu, yang ingin berbakti, yang ingin mengabdi, yang ingin berbuat untuk bangsa dan rakyatnya tidak ada tempat untuk perasaan pribadi. Ya sudah itu risiko kita. Risiko," pungkasnya. 

Rekomendasi