ERA.id - Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyindir jenderal-jenderal yang dulu memecat Prabowo Subianto, namun kini justru mendukung Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan saat menghadiri dialog bersama mahasiswa dan generasi Z yang digelar di Pontianak Convention Center (PCC), Pontianak Selatan, Kalimantan Barat, Rabu (31/1/2024).
Awalnya, dia merespons usulan salah satu peserta terkait penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu. Alasannya supaya tidak menjadi isu lima tahunan tiap jelang pemilihan umum (pemilu).
"Saya ingin memastikan agat perdebatan ini tidak terulang setiap mau pilpres. Maka tugas negara adalah memastikan itu," kata Ganjar.
Dia lantas mengaku, pernah menyinggung pelanggaran HAM berat masa lalu kepada Prabowo, dalam forum debat pertama Pilpres 2024. Diketahui, capres nomor urut dua itu merupakan sosok yang kerap dikaitkan dengan kasus 1998.
"Sayalah orang yang berani bertanya langsung di depan Pak Prabowo. Apakah sedang menghina beliau? Tidak. Apakah saya sudah mengungkit masa lalu? Tidak," kata Ganjar.
Namun, saat pertanyaan itu disampaikan, sejumlah jenderal TNI justru menudingnya tak beretika. Sebab mengajukan pertanyaan yang dinilai menyerang personal.
Menurutnya, justru jenderal-jenderal itu lah yang tak beretika. Dulu mereka memecat Prabowo karena terbukti melanggar aturan atas peristiwa 1998.
"Dan kemudian ada beberapa jenderal yang dulu ikut menghukum lalu berkomentar begini 'Itu tidak etis pertanyaannya'. Saudara yang sangat tidak etis. Saudara dulu yang memutuskan, dan Saudara hari ini berada di kubunya dan Anda membalikkan pikiran itu, Saudara yang tidak etis," kata dia.
"Padahal ayahandanya dulu menyatakan dia mengakui anaknya menculik. Padahal diputuskan di dalam Mahkamah Militer Dewan Kehormatan-nya diputuskan dia bersalah karena soal itu. Maka kita tidak bisa bicara bohong pada republik ini. Itulah kenapa integritas harus dijaga," pungkasnya.