Mahfud Akui Tugas Jadi Menko Polhukam dan Kampanye Sulit Dibedakan

| 02 Feb 2024 11:22
Mahfud Akui Tugas Jadi Menko Polhukam dan Kampanye Sulit Dibedakan
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD. (Gabriella/ERA)

ERA.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD mengaku sudah mencoba 3 sampai 4 bulan menjadi cawapres sambil tetap menjabat sebagai menko polhukam. Nyatanya, kegiatannya menjadi sangat sibuk.

"Meskipun dalam aturan itu boleh menjadi menteri sambil menjadi calon, boleh. Tapi ternyata sesudah menjalani, saya sibuk. Terkadang terasa ada konflik kepentingan ketika saya berkunjung ke daerah sebagai Menko tidak sebagai cawapres," kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jumat (2/2/2024).

Ia menceritakan saat dinas sebagai menko, terkadang ada saja orang berteriak Bapak cawapres. Ia mengaku menjadi tidak enak.

"Sehingga saya ya harus berhenti berjalan-jalan atau berkunjung ke mana-mana sebagai Menko polhukam, karena conflict of interest tidak bisa terhindarkan antara melaksanakan tugas menko dan kampanye kadang kala sulit dibedakan," katanya.

Sebelumnya, Mahfud MD menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya. Dalam pertemuan itu, Mahfud menyampaikan permohonan maaf kepada Jokowi.

Pertemuan yang dilakukan di Istana Kepresidenan Jakaarta, Kamis (1/2/2024) itu, Mahfud mengatakan ada tiga hal penting yang dituliskan dalam surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam). Salah satu poin yang dituangkan Mahfud ialah permohonan maaf kepada Presiden Jokowi.

"Saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik," kata Mahfud dalam konferensi persnya, Kamis (1/2/2024).

Rekomendasi