ERA.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa para akademisi dan kampus tidak bisa diintervensi, saat menjawab pertanyaan wartawan soal tudingan bahwa PDIP diduga mengintervensi para akademisi dan kampus untuk mengkritik kondisi demokrasi di era Presiden Jokowi.
"Mana ada kampus bisa diintervensi," tegas Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin kemarin.
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini meyakini bahwa seruan para akademisi dan kampus-kampus yang menyebar luas saat ini merupakan gerakan kebenaran.
Apalagi, Hasto menyebut jika para akademisi dan kampus-kampus punya keyakinan tersendiri dalam menyikapi persoalan bangsa.
"Mereka memperjuangkan kebenaran. Mereka punya dalil-dalil yang ditaati dan mereka punya integritas. Sehingga kalau dari kelompok 02 Prabowo-Gibran, tim pemenangannya memberikan pernyataan seperti itu, kami yakini bahwa akan semakin banyak kampus yang bergerak. Harusnya autokritik saja dan melakukan koreksi-koreksi," ungkapnya.
Dia pun menduga jika ada tudingan gerakan tersebut ada yang mendalangi, maka justru akan semakin membesarkan gelombang seruan para akademisi dan kampus-kampus soal kondisi demokrasi.
"Pak Harto saja tidak bisa melawan gerakan mahasiswa. Itu yang kita harapkan, dan ini merupakan seruan moral, seruan moral itu efektif. Suatu gerakan damai, suatu gerakan tanpa kekerasan, gerakan menyuarakan pranata kehidupan berbangsa yang baik. Harusnya itu dilakukan," kata Hasto.
Hasto pun menegaskan kembali PDIP tak berkepentingan di dalam memobilisasi kampus-kampus tersebut. "Karena itu sama saja mengerdilkan. Di antaranya otoritas di perguruan tinggi yang begitu independen," ucap Hasto.
Dia pun mengulas bagaimana partai berlambang banteng moncong putih ini sangat taat pada aturan yang berlaku di kampus terutama terkait dengan kampanye. "Jadi, tidak pernah ada pemikiran sedikitpun bagi kami untuk melakukan hal tersebut. Ini murni muncul suara rakyat," pungkas Hasto.