Soal Surat Suara di Malaysia Tercoblos Paslon 03, Mahfud: Seakan-akan Kami Dikorbankan, Bisa Saja Operasi dai Pihak Lain

| 09 Feb 2024 08:15
Soal Surat Suara di Malaysia Tercoblos Paslon 03, Mahfud: Seakan-akan Kami Dikorbankan, Bisa Saja Operasi dai Pihak Lain
Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD. (ERA/Gabriella Thesa)

ERA.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD merespons soal dugaan kertas suara di Malaysia sudah tercoblos untuk pasangan Ganjar-Mahfud.

Menurutnya, bisa saja hal itu dilakukan pihak lain dengan mengorbankan dirinya dan Ganjar.

"Seperti yang terjadi di malaysia itu kan seakan-akan kami dikorbankan padahal itu bisa saja operasi dari pihak lain nyuruh 3 orang nyoblos gitu lalu diumumkan ini penjeblosan yang melanggar aturan," ujar Mahfud kepada wartwan di Banyuwangi, Jawa Timur, dikutip Jumat (9/2/2024).

Oleh karena itu, dia meminta agar KPU segera menyelidiki dan mengumumkan kasus yang terjadi Malaysia.

"Oleh sebab itu saya meminta KPU agar segera menyelidiki dan mengumumkan apa yang sebenernya terjadi di Malaysia," kata Mahfud.

Mantan menko polhukam itu juga meminta KPU RI maupuan Bawaslu RI berani mengungkapkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama tahapan Pemilu 2024 berlangsung.

"Iya supaya Bawaslu mengawasi betul dan mengungkap pelanggaran-pelanggaran yang selama ini terjadi," kata Mahfud.

Sebelumnya, TKN Prabowo-Gibran mengklaim telah menemukan ribuan surat suara yang sudah dicoblos paslon Ganjar-Mahfud di Malaysia.

Wakil Ketua Bidang Hukum TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengaku sudah mendapatkan bukti berupa foto dan video yang memperlihatkan sejumlah orang tengah mencoblos paslon Ganjar-Mahfud MD dan legislatif tertentu.

"Kami mendapatkan informasi yang amat dapat dipercaya soal adanya aktivitas pencoblosan ribuan surat suara secara ilegal untuk pemilih luar negeri di Malaysia dan menunjukkan sejumlah orang tengah melakukan pencoblosan surat suara legislatif dan surat suara pilpres paslon Ganjar-Mahfud," kata Habiburokhman di Jakarta, Selasa (6/2).

Habiburokhman menduga bahwa aktivitas tersebut melibatkan oknum dari Petugas Pemilih Luar Negeri (PPLN) sekaligus oknum dari pegawai Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia.

Rekomendasi