ERA.id - Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PPP, Syamsurizal mengkritisi soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dia mengingatkan agar IKN tidak bernasib sama dengan Kota Batam, Kepulauan Riau lantaran gagal menjadi kota yang direncanakan sebagai kota maju.
Hal ini Syamsurizal sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala Otorita IKN, Senin (18/3). Ia menyinggung soal pembangunan Kota Batam dan Kota Sensen di China.
"Tadi disebut Kota Sensen kota yang sangat maju di China sana. Sensen itu dibangun serentak dengan Batam, sama-sama waktu itu, tapi hasilnya Sensen maju pesat luar biasa sampai penduduknya mencapai 17 juta. Kalau Sensen melesat, Batam meleset," kata Syamsurizal.
"Apa yang diinginkan Batam waktu itu sama sekali tidak terwujudkan, walaupun Batam ini ada semacam konsep yang berubah, kemajuan Batam biasa, kemudian kita harapkan seperti Sensen itu tidak terjadi," imbuhnya.
Legislator dapil Riau ini pun meminta Kepala Otorita IKN untuk mempelajari konteks pembangunan IKN. Menurut dia, gagalnya Batam menjadi kota maju disebabkan Singapura yang menganggap kota itu sebagai saingannya.
"Coba pelajari dalam konteks membangun IKN ini kegagalan Batam disebabkan satu Singapura menganggap Batam sebagai lawannya, saingan untuk Singapura," jelas Syamsurizal.
"Tapi Sensen didukung sepenuhnya oleh pemerintahnya kala itu, RRC-nya ketika itu. Yang paling mendukungnya itu adalah masyarakat, pebisnis yang jumlahnya nomor satu di dunia. Ini berbeda dengan Batam dan tentunya ini berbeda dengan IKN. Ini karena di sana tidak ada penduduk yang sifatnya pebisnis," sambung dia menjelaskan.
Oleh karena itu, Syamsurizal menekankan, pembangunan IKN harus menjadi perhatian seluruh pihak agar tidak menjadi kota yang gagal, seperti Batam. Salah satunya, yakni mengantisipasi datangnya orang-orang yang dianggap membawa kekumuhan bagi IKN.
"Karena yang menyebabkan Batam (gagal maju) itu, ketika kami coba pelajari karena saya tinggal di Batam banyak hal yang idealnya menjadi begitu, pertama, datangnya penduduk-penduduk Batam itu tidak bisa berkutik karena disibukkan dengan orang yang datang yang membawa kekumuhan barangkali ini yang harus diantisipasi untuk IKN," ungkap dia.