Survei LPI Sebut Mayoritas GEN Z dan Milenial Ingin PDIP Jadi Oposisi, Ini Alasannya

| 20 Mar 2024 14:21
Survei LPI Sebut Mayoritas GEN Z dan Milenial Ingin PDIP Jadi Oposisi, Ini Alasannya
Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Ali Ramadan (Dok. Istimewa)

ERA.id - Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Ali Ramadan menjelaskan survei yang memotret bagaimana pandangan GEN Z dan Milenial melihat relasi PDIP dan Gerindra paska pemilu 2024. Hasilnya, mayoritas GEN Z dan Milenial ingin PDIP menjadi oposisi

“Proses dan tahapan pemilu ini telah tiba di masa pengumuman hasil pemilu. Namun, fragmentasi politik paska Pilpres 2024 berikut perolehan suara terhadap setiap kandidat paslon pada kontestasi tersebut menyisakan residu politik. Secara khusus, LPI turut memotret bagaimana pandangan GEN Z dan Milenial terhadap intensi politik antara PDI Perjuangan dan Gerindra. Oleh sebab, haluan ideologi yang serupa yaitu nasionalis, terkategori partai besar dan ikonik (partai yang juga mempunyai kekuatan pada figur sentralnya yaitu ketua umum, basis loyalis),” jelasnya dalam keterangannya dikutip Rabu (20/3/2024).

Ia melanjutkan, ragam pandangan yang ditangkap diantaranya soal persepsi GEN Z dan Milenial dalam membaca dinamika politik kontestasi antar kandidat pilpres, penyelenggaraan pemilu hingga peluang rekonsiliasi politik, berkoalisi kembali, untuk masa pemerintahan 2024-2029 atau pihak yang kalah harus mengambil peran sebagai oposisi.

“LPI secara khusus mengambil kluster responden dari GEN Z oleh sebab karakteristiknya yang independen, kritis dan digital native. Dan survei kali ini digelar di 18 provinsi,” sambungnya.  

Dari survei LPI, didapati sebanyak 48,8 persen responden tidak menyetujui rekonsiliasi PDIP dengan Partai Gerindra. Sementara yang menjawab setuju sebanyak 17,2 persen responden.

Saat diberikan dua pertanyaan lanjutan soal alasan menjawab setuju jika PDIP dan Partai Gerindra saling berkoalisi kembali, sebanyak 44,3 persen umumnya responden memberikan jawaban untuk mengurangi instabilitas politik di parlemen yang berdampak terhadap kondusivitas jalannya pemerintahan di masa 2024-2029. Disusul 21,2 persen responden yang menjawab bahwa PDIP dan Gerindra sama-sama partai besar yang berpengaruh.  

Lalu pertanyaan berikutnya soal alasan menjawab tidak setuju jika PDIP dan Partai Gerindra saling berkoalisi. Sebanyak 66.2 persen responden berharap agar PDIP tidak bergabung di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran dan mengambil peran sebagai oposisi politik di parlemen atau kekuatan penyeimbang. Lalu sebanyak 17,1 persen responden menyebutkan bahwa bila PDIP dan Gerindra berkoalisi kembali, hanya untuk kepentingan segelintir elit politiknya.

Survei nasional LPI ini mulai 12 Maret 2024 dan berakhir pada 18 Maret 2024. Survei ini bermaksud untuk memotret Persepsi Gen Z dan Millenial Terhadap Peluang Rekonsiliasi Politik PDIP - Partai Gerindra.

Responden yang menjadi sampel dalam survei ini adalah Warga Negara Indonesia yang berumur 17 tahun sampai 26 tahun untuk Gen Z serta berumur 27 tahun sampai 42 tahun untuk Millenial dan pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih serta secara sadar dan aktif mengikuti kinerja penyelenggara pemilu dan dinamika politik yang terjadi di Indonesia.

Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Stratified Multistage Random  Sampling dimana subjek yang diambil oleh peneliti sebagai sampel adalah populasi penelitian yang besar berasal dari 18 Provinsi di Indonesia dan memiliki tingkatan generasi yang berbeda antara gen Z serta Millenial. erdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di  peroleh sebanyak 1300 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar ±2.97 pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Rekomendasi