ERA.id - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep mengaku tetap senang meski partainya tak lolos ke DPR, Senayan lantaran hanya meraih total suara sebesar 2,8 persen saat Pileg 2024 lalu. Menurut dia, hasil itu diraih tanpa adanya politik uang (money politic) yang dilakukan kadernya ketika maju sebagai calon anggota legislatif.
"Ketika kita bisa melakukan itu tanpa amplop atau apapun itu, (PSI) dapat 2,8 persen itu artinya itu senang," kata Kaesang saat menghadiri acara halalbihalal Rumah Juang Relawan Jokowi (RJ2) di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024).
"Walaupun mungkin emang enggak menang, enggak masuk Senayan, tapi perjuangan yang kita lakukan itu 'oh, ternyata dari kemarin (Pileg 2019) dari 1,89 persen kita bisa naik tanpa kita ada iming-iming ke masyarakat, amplop atau apapun itu'," sambungnya.
Putra bungsu Presiden Joko Widodo ini mengungkapkan, dirinya kerap mengingatkan seluruh kadernya agar tidak melakukan politik uang dengan cara membagikan amplop kepada masyarakat demi mendapatkan suara.
"Itu yang saya tekankan kepada teman-teman PSI, kita enggak usah mengikuti hal-hal seperti itu," tegas dia.
Di samping itu, Kaesang mengatakan, persoalan politik uang saat pemilu juga harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Salah satu solusi mencegah terjadinya politik uang adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan.
"Ini adalah tugas penting juga dari pemerintah yang dimana mungkin pendidikan untuk masyarakat tentang politik harus mulai digaungkan, mau di tingkat, SD, SMP, SMA itu sudah harus mulai digaungkan supaya tadi money politic itu sudah mulai bisa dihilangkan," jelas dia.
Selain itu, Kaesang juga mengusulkan agar Pileg 2029 nantinya bisa digelar secara tertutup. Menurut dia, upaya ini dapat mengurangi terjadinya politik uang.
"Soalnya kalau sistem yang digunakan kayak kemarin di (Pileg) 2024, (Pileg) 2029 saya rasa amplopnya bakal lebih tebel lagi, karena kan inflasi semua, tapi ya yang selalu saya sarankan adalah untuk kedepannya semoga bisa itu pemilu tertutup. Jadi yang menentukan dari partai, jadi orang cuma bisa coblosnya coblos partai, enggak bisa sampai coblos orangnya," ungkap Kaesang.