Surya Paloh Ajak PKS Merenung Apakah Gabung atau Tidak Pemerintahan Prabowo-Gibran

| 24 Apr 2024 19:16
Surya Paloh Ajak PKS Merenung Apakah Gabung atau Tidak Pemerintahan Prabowo-Gibran
Ketum NasDem, Surya Paloh dan Presiden PKS Akhmad Syaikhu. (Antara)

ERA.id - Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengatakan, partainya bersama dengan PKS masih melakukan kajian untuk menentukan sikap bakal bergabung atau tidak ke pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dia menyebut, belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut.

Hal itu disampaikan Surya saat konferensi pers di NasDem Tower, Jakarta Pusat, usai menerima kunjungan PKS. Pertemuan itu dilakukan setelah KPU resmi menetapkan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2024.

"Bagaimana arahnya nanti, apakah ini ada di, tadi maksudnya pasti apakah ini mau masuk dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan. Nah, ini kita sedang kaji bersama juga," kata Surya, Rabu (24/4/2024).

"Jadi belum sampai ke tahap final," sambungnya.

Meski demikian, Surya mengaku sudah mengajak PKS untuk merenungkan langkah terbaik kedepannya. Menurut dia, dua partai ini memiliki persamaan, yaitu siap melangkah bersama. 

"Saya mulai katakan sama teman-teman PKS, coba renungkan baik-baik apa yang terbaik bagi negeri ini, PKS di luar pemerintahan apa di dalam pemerintahan?" ujar Surya.

"Tetapi bagi saya yang saya pahami, ada kesamaan PKS dengan NasDem itu. Apa kesamaannya? Siap dua-duanya," imbuh dia menjelaskan.

Sementara itu, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut partainya mendapatkan banyak masukan dari Surya. Meski tak menjelaskan lebih rinci, dia menyebut, masukan itu bakal dijadikan PKS sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan berada di dalam koalisi Prabowo-Gibran atau tidak.

"Kaitan dengan tadi masalah kedepan kita akan seperti apa, masukan-masukan Bang Surya Paloh tadi sangat luar biasa. Dan ini menjadi bahan masukan juga untuk kami di DPTP (dewan pimpinan tingkat pusat), karena itu lah nanti akan memutuskan hal-hal strategis bagi kepentingan apakah akan mengambil koalisi atau opisisi," ungkap Syaikhu.

Rekomendasi