ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, pemicu gempa bumi teknonik di Kabupaten Garut, Jawa Barat adalah deformasi batuan dalam.
Gempa yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat itu tercatat berkekuatan magnitudo 6,5.
"Gempa ini dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquakke)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari Antara, Minggu (28/4/2024).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Gempa tektonik kuat itu terasa di Tangerang, Jakarta, Bandung Malang, hingga Sleman.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, aktivitas gempa bumi susulan belum tercatat hingga pukul 23.55 WIB.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkas Daryono.
Diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Garut, Jawa Barat sekitar pukul 23.29 WIB pada Sabtu (27/4).
BMKG menyampaikan, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Kedalaman 10 kilometer, tidak berpotensi tsunami," demikian keterangan yang dikutip dari situs resmi BMKG.
Lokasi gempa di 8.42 LS, 107.26 BT atau 151 kilometer Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Guncangan gempa membuat masyarakat panik. Sebab getarannya terasa hingga Jakarta, Sukabumi, Tangerang, Tasikmalaya, Kebumen, Cilacap, Banyumas, Bantul, Sleman, Kulonprogo, hingga Malang.