ERA.id - Partai Golkar masih bimbang memajukan Ridwan Kamil (RK) sebagai bakal calon gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. RK dinilai lebih baik berlaga di Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli menyampaikan, partainya cenderung mendukung RK di Pilkada Jabar ketimbang Jakarta.
"Kalau Golkar sampai saat ini kami menganggap bahwa Ridwan Kamil itu lebih baik di Jawa Barat," kata Doli kepada wartawan, dikutip Senin (17/6/2024).
Alasannya, RK sudah terbukti mampu memimpin Jabar selama lima tahun pada periode 2018-2023. Selain itu, masih ada beberapa program kerja RK saat menjabat sebagai gubernur Jawa Barat yang perlu dilanjutkan.
Partai Golkar mengklaim, masyarakat Jawa Barat pun masih menginginkan RK kembali memimpin. Terbukti dari sejumlah hasil survei yang menunjukan elektabilitas RK unggul di Jawa Barat.
"Ada beberapa program yang masih harus dilanjutkan, dan itu diharapkan oleh masyarakat Jawa Barat. Makanya saat di survei masih paling tinggi, karena masyarakat Jawa Barar masih mengharapkan Ridwan Kamil di Jawa Barat," ucap Doli.
Berbeda dengan di Jakarta, elektabilitas RK masih berada di peringkat ketiga. Di samping itu, peta politik untuk Pilkada Jakarta dinilai masih belum jelas peluangnya untuk kemenangan RK.
"Ketimbang misalnya di DKI, kita sama sekali belum tahu petanya gimana. Yang maju belum tahu siapa, terus juga dari surevinya Pak Ridwan Kamil justru (posisi) ketiga," imbuhnya.
Oleh karena itu, Partai Golkar menilai, Pilkada Jabar 2024 jauh lebih ideal untuk RK ketimbang maju di Pilkada Jakarta.
"Nah, jadi sebetulnya buat Golkar, kami tetap berpandangan lebih ideal Ridwan Kamil itu di Jawa Barat," kata Doli.
Meski begitu, Partai Golkar memang memberikan dua surat rekomendasi kepada RK untuk maju di Jabar dan Jakarta pada pilkada mendatang.
Untuk Pilkada Jakarta, Partai Golkar tidak hanya merekomendasikan RK saja. Tetapi juga dua kader lainnya yaitu Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki dan Erwin Aksa.
"Nama-nama itukan belum kita coret, belum kita drop. Kita masih mengikuti perkembangannya, kita masih ikuti surveinya seperti apa," pugkasnya.