ERA.id - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid mengatakan, partainya telah menyepakati kesepahaman untuk bersinergi dengan Partai Gerindra dalam berbagai momen politik. Salah satunya dalam Pilkada Serentak 2024.
Kesepahaman itu terjadi setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto. Diketahui, Cak Imin menyambangi rumah dinas Prabowo di Jalan Widya Chandra III, Jakarta, Kamis (8/8) malam.
"Semalam ada kesepahaman bahwa PKB berkolaborasi, bersinergi dengan Gerindra," kata Jazilul kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).
"Yang jelas akan kami tindak lanjuti kebersamaan bersama Partai Gerindra, sinergi dengan Partai Gerindra dalam momen-momen politik, termasuk pilkada," sambungnya.
Saat disinggung apakah sinergi ini sebagai bentuk keputusan PKB bergabung dengan wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, Jazilul tak menjawab secara tegas.
"Yang jelas kami bersama Gerindra. Soalnya ketum itu enggak paham KIM-KIM itu apa. Yang jelas PKB bersinergi dengan Gerindra, coba ditulis, PKB bersama Gerindra. Sebab, KIM Plus itu enggak tahu saya, plusnya itu plus-plus apa," ujar Jazilul.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sinergitas dengan Gerindra juga sangat dimungkinkan terjadi di Pilkada Jakarta. Namun, sikap ini akan lebih dulu secara internal partai.
Terkait rekomendasi yang diberikan DPW PKB Jakarta kepada Anies Baswedan, Jazilul menyebut, DPW PKB Jakarta memang memiliki hak untuk menyampaikan masukan.
"Lah, itu dimungkinkan kan, karena ada payungnya. Nah teknisnya nanti dibicarakan. Karena apa? DPW DKI juga punya hak sebagai memberi masukan," jelas Jazilul.
"PKB bersama dengan Gerindra nanti bisa menyusul di DKI bisa menyusul di Jawa Barat, bisa menyusul di Jateng, bisa menyusul di Jatim. Semuanya dibicarakan kan ada pertimbangan-pertimbangan dan proses dari cabang-cabang dan desk Pilkada, semua didengarkan dulu prosesnya," imbuh dia.
Jazilul mengungkapkan, PKB tidak memiliki kursi yang cukup untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta usai PKS mengisyaratkan bakal mencabut dukungan.
Meski demikian, Jazilul menegaskan, belum ada keputusan final yang diambil oleh partai pengusung Anies, yakni PKB, PKS, maupun Nasdem. Dia mengatakan, PDI-P juga belum mengambil sikap di Pilkada Jakarta.
"Ya kalau kalau PKS pindah, PKB enggak cukup. Maksud saya itu yang kita proses jadi posisi keputusan yang diambil partai-partai lain, PKS Nasdem, PDI-P itu semua proses belum ada kesimpulan," ungkap Jazilul.