Keberatan Pejabat Tak Pakai Patwal, Pimpinan MPR: Kalau Rapat Terus Telat Nanti Dibully

| 01 Feb 2025 11:00
Keberatan Pejabat Tak Pakai Patwal, Pimpinan MPR: Kalau Rapat Terus Telat Nanti Dibully
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Dok. DPR RI).

ERA.id - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menilai pejabat masih memerlukan penggunaan patwal untuk menghindari kemacetan dan datang terlabat saat rapat. Dia lantas menyinggung sistem transportasi yang belum memadai.

Hal itu disampaikan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/1). Dia merespons kritikan masyarakat soal penggunaan patwal oleh pejabat.

"Kalau transportasi umum itu sudah siap, kenapa tidak. Anda lihat sekarang kalau kita mau ke sini transportasi umum dari mana. Terus kaau mau rapat, terus kalau semuanya telat, nanti dibully telat," kata Hidayat

Meski begitu, dia tak melarang masyarakat menyampaikan kritikan dan pendapat. Namun di sisi lain, keterlabatan pejabat menghadiri suatu agenda tentunya berdampak pada masyarakat pula.

Menurutnya, jika ada agenda penting yang melibatkan pejabat, lalu pejabat tersebut terlambat datang lantaran terjebak macet, tentunya masyarakat juga tak suka.

"Kan yang dipentingkan itu adalah agar semuanya bisa melaksanakan tugasnya dengan yang terbaik," kata Hidayat.

"Saya yakin juga warga juga tidak suka kalau kemudian rapat di lembaga-lembaga negara telat gara-gara para peserta rapat tidak bisa datang tepat waktu karena kemacetan jalanan," sambungnya.

Di sisi lain, dia setuju jika penggunaan patwal tak boleh arogan. Semua pihak diharapkan memiliki rasa empati, jangan sampai melukai perasaan masyarakat.

"Tentu saja patwal juga tidak boleh untuk melakukan tindakan yang dalam tanda kutip melukai warga. Jadi semuanya perlu berlaku yang empatik dan simpatik, sehingga semuanya bisa saling menghormati, semuanya bisa saling dihormati dan bisa melaksanakan tugas dengan yang terbaik," kata Hidayat.

Diberitakan sebelumnya, penggunaan patwal untuk para pejabat ini pernah jadi sorotan ketika ada insiden petugas arogan bertugas membuka jalan untuk mobil berpelat RI 36.

Belakangan mobil ini diketahui milik Raffi Ahmad. Tapi, utusan khusus presiden tersebut tidak berada di dalamnya karena penggunaannya untuk mengantar berkas saat itu.

Saat itu, petugas patwal tersebut terlihat menunjuk-nunjuk sopir taksi eksekutif hitam di depannya yang sempat tidak memberikan jalan. Video aksi ini beredar di media sosial dan memancing beragam komentar negatif.

Rekomendasi