Kejagung Bantah Klaim Pertamina Tak Jual BBM Oplosan: Temuan Penyidik Tak Seperti Itu

| 27 Feb 2025 00:22
Kejagung Bantah Klaim Pertamina Tak Jual BBM Oplosan: Temuan Penyidik Tak Seperti Itu
Kejagung bantah balik klaim Pertamina Patra Niaga terkait BBM Oplosan. (ERA.id/Sachril Agustin).

ERA.id - PTH Dirut PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo membantah jika BBM yang dijual ke masyarakat adalah bahan bakar oplosan. Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan pihaknya tak mempermasalahkan pernyataan Mars Ega.

"Saya tidak berkomentar itu domainnya beliau. Yang pasti kami penyidik bekerja berdasarkan alat bukti," kata Qohar saat konferensi pers di kantornya, Rabu (26/2/2025).

Namun Qohar menjelaskan dirinya mendengar penjelasan Mars Ega ketika Pertamina Patra Niaga melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, hari ini. Seingatnya, Mars Ega mengatakan jika BBM jenis Pertamax dilakukan blending dengan menambah zat aditif dan pewarnaan, namun hal itu tidak mengubah RON.

Terkait itu, Qohar mengatakan perkataan Mars Ega berbeda dengan temuan penyidik.

"Tetapi yang disampaikan ketika bahan bakar itu anggaplah tadi yang disampaikan RON 92 ya, dicampur dengan zat aditif dan pewarna, maka tidak akan mengubah RON. Coba kalau saya salah dikoreksi ya, yang saya dengar seperti itu," jelasnya.

"Tetapi penyidik menemukan tidak seperti itu. Ada RON 90 atau di bawahnya ya, (RON) 88 di-blending dengan RON 92. Jadi RON dengan RON, jadi tadi kan tidak seperti itu," imbuhnya.

Qohar pun mengamini BBM oplosan sempat beredar di tengah masyarakat ketika kasus korupsi tata kelola minyak ini terjadi.

"Jadi hasil penyidikan, tadi saya sudah sampaikan itu, RON atau di bawahnya itu tadi, fakta yang ada dari transaksi Ron 88 di-blending dengan (RON) 92, dan dipasarkan seharga (RON) 92," tuturnya.

Sebelumnya, Mars Ega Legowo mengklaim pihaknya menjual BBM jenis Pertalite RON 90 dan Pertamax RON 92 sesuai spesifikasi. Pihaknya memastikan produk yang dijual ke masyarakat terjaga kualitasnya.

Isu itu mengemuka setelah terbongkarnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang dalam Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.

"Izin kami menyampaikan, kami berkomitmen dan kami berusaha memastikan bahwa yang dijual di SPBU untuk RON 92 adalah sesuai dengan RON 92, yang RON 90 sesuai dengan RON 90," ujar Ega dalam RDPU dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, hari ini.

Terkait dengan isu pengoplosan BBM yang ramai beredar, dia menjelasan bahwa Pertamina Patra Niaga memasok BBM dari dua sumber. Pertama berasal dari kilang dalam negeri, dan kedua dari pengadaan luar negeri.

Dari kedua sumber tersebut, pihaknya sudah menerima BBM jenis pertaline dan pertamax dalam bentuk RON sesuai spesifikasinya, tanpa ada perubahan apapun.

"Kita menerima itu sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92, tidak dalam bentuk RON lainnya," ujar Ega.

"Jadi untuk pertalite kita sudah menerima produk, baik dari kilang maupun dari luar negeri itu adalah bentuk RON 90. Untuk (RON) 92 juga sudah dalam bentuk RON 92, baik dari kilang Pertamina maupun pengadaan luar negeri," lanjutnya.

Meski begitu, dia mengakui untuk pertamax RON 92, memang ada penambahan aditif dan pewarnaan. Proses ini disebut injeksi blending.

Dia mengklaim, injeksi blending merupakan proses yang umum dilakukan dalam produksi minyak yang merupakan bahan cair.

"Ketika kita menambahkan proses blending ini, tujuannya adalah untuk meningkatkan value daripada produk tersebut. Jadi best feul RON 92 ditambahkan aditif agar ada benefitnya, penambahan benefit untuk performance dari produk-produk ini," papar Ega.

Rekomendasi