Menaker: PHK Meningkat Tahun ini, per April 2025 ada 24.036 Orang

| 05 May 2025 12:01
Menaker: PHK Meningkat Tahun ini, per April 2025 ada 24.036 Orang
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. (Antara).

ERA.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan, jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tahun 2025 meningkat dibanding tahun 2024. Per April 2024, pihaknya mencatat ada 24.036 orang yang di PHK.

Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).

"Saat ini terdata sekitar 24 ribuan, jadi sudah sepertiga lebih dari tahun 2024. Jadi kalau ada yang bertanya, PHK year to year saat ini dibanding tahun lalu itu meningkat," kara Yassierli.

Dalam paparan Data PHK Nasional yang ditampilkan saat rapat, tercatat jumlah PHK paling besar terjadi pada saat pandemi Covid-19 melanda di tahun 2020. Jumlah pekerja dan buruh yang di PHK mencapai 386.877 orang.

Jumlah tersebut turun di tahun 2021 dan 2022. Namun, di tahun 2023 kembali naik dan di tahun 2024 tercatat ada 77.965 orang yang terkena PHK.

"Dan tiga provinsi terbanyak (PHK) itu Jawa Tengah, Riau, Jakarta. Tiga sektor terbanyak (PHK) yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan aktivitas jasa lainnya," kata Yassierli.

Dia mengatakan, ada 25 penyebab PHK. Namun hanya tujuh yang paling dominan.

Pertama, perusahaan tutup karena rugi akibat turunnya pasar dalam dan luar negeri. Kedua, relokasi pindah mencari upah yang lebih murah.

"Ada kasus perselisihan hubungan industrial tapi ini biasanya tidak massal hanya satu perusahaan, kemudian tindakan balasan pengusaha akibat mogok kerja, jadi ini hubungan industrial juga," katanya.

Penyebab lainnya yaitu efisiensi jumlah pegawai, perubahan transformasi bisnis, hingga perusahaan pailit akibat beban kewajiban kepada kreditur.

"Jadi penyebab PHK juga beragam. Jika ditanya mitigasinya seperti apa, tentu kita akan lihat case by case-nya seperti apa," ucapnya.

Rekomendasi