Wamenlu Havas: Tarif 32 Persen AS Tidak Berkaitan dengan BRICS

| 08 Jul 2025 21:06
Wamenlu Havas: Tarif 32 Persen AS Tidak Berkaitan dengan BRICS
Wamenlu Havas (ANTARA/Cindy Frishanti)

ERA.id - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arif Havas Oegroseno menegaskan tarif impor yang ditetapkan Amerika Serikat untuk Indonesia tidak berkaitan dengan keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS.

"Karena banyak negara yang bukan BRICS pun juga, kalau saya lihat suratnya ya jadi tidak ada kaitannya dengan itu (BRICS)," kata Havas, dikutip Antara, Selasa (8/7/2025). 

Diketahui, Indonesia resmi menjadi anggota BRICS pada Januari 2025, di mana nama organisasi tersebut merupakan akronim dari lima negara pendiri BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Terkait penetapan tarif 32 persen dari Trump, Havas mengatakan bahwa saat ini Indonesia masih melakukan proses negosiasi dengan AS. Pihak Indonesia juga sudah menyampaikan tawaran-tawaran dalam proses negosiasi tersebut.

Mengenai hal-hal yang sudah ditawarkan oleh Indonesia kepada AS dalam proses negosiasi tarif, Havas enggan menjelaskannya karena tidak semua proses negosiasi bersifat terbuka.

"Tapi ada tawaran-tawaran yang kita sampaikan, terus ada juga yang kita inginkan juga secara spesifik," ujarnya.

Meski demikian, Havas menuturkan bahwa kerja sama perdagangan global antara Indonesia dan AS hanya sebesar 15 persen. Menurut dia, Indonesia perlu melakukan diversifikasi mitra perdagangan, tidak hanya dengan AS, tetapi juga dengan pasar lama yang masih bisa ditingkatkan lagi atau pasar baru seperti di Afrika dan Latin Amerika.

"Juga di tingkat Asia Tenggara sendiri, jadi perlu ada suatu review dalam konteks perdagangan di Asia Tenggara untuk dilihat lagi apakah ada barrier yang bisa kita hilangkan, jadi bisa meningkatkan perdagangan," ujarnya.

Lebih lanjut, Wamen Havas juga menuturkan ada kemungkinan perluasan perdagangan dengan Malaysia, yakni dengan memperluas perdagangan antara provinsi di Indonesia dengan negara bagian di Malaysia.

"Supaya kita bisa menciptakan suatu resiliensi ekonomi sehingga kita tidak mudah shock kalau ada faktor-faktor eksternalnya," tuturnya.

Donald Trump sebelumnya mengirimi surat kepada Prabowo Subianto terkait penetapan tarif 32 persen untuk Indonesia. Penetapan tarif itu tidak berubah dari nilai resiprokal yang diumumkan April lalu.

Selain Indonesia, Trump juga merilis secara terbuka via media sosialnya surat keputusan pengenaan tarif ke negara lain yang dia tujukan kepada kepala negara masing-masing.

Sejumlah mitra Indonesia di Asia Tenggara menerima pengurangan nilai tarif impor dari yang sebelumnya ditetapkan AS, seperti Thailand dan Kamboja yang sama-sama dikenakan tarif tambahan 36 persen dibandingkan yang sebelumnya sebesar 36 dan 49 persen.

Nasib berbeda dialami Malaysia yang kini terkena tarif impor 25 persen, justru naik satu persen dari nilai tarif sebelumnya sebesar 24 persen.

Rekomendasi