Kapolri Perintahkan Jika Ada Kritik Lewat Mural Jangan Dihapus

| 29 Sep 2025 21:53
Kapolri Perintahkan Jika Ada Kritik Lewat Mural Jangan Dihapus
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Antara)

ERA.id - Wakapolri, Komjen Dedi Prasetyo menegaskan Polri adalah institusi terbuka dan harus mendengarkan semua saran, masukan, hingga kritik dari semua komponen bangsa. Sesuai perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Dedi mengatakan masyarakat boleh mengkritik Korps Bhayangkara dalam bentuk apapun.

"Contoh misalnya, ketika beliau ada sebuah fenomena kritik dari masyarakat atau menyampaikan pendapat masyarakat dengan menggunakan mural, sempat viral semuanya. Ada petugas yang mencoba untuk menghapus kritikan mural tersebut," kata Dedi saat berbicara di acara Dialog Publik Polri Tahun 2025 di PTIK Jakarta, Senin (29/9/2025).

"Pak Kapolri memerintahkan kepada Humas, jangan dihapus. Saya sudah perintahkan, kita ini organisasi yang terbuka, mendengarkan saran masukan dari semua pihak," sambungnya.

Mantan Kadiv Humas Polri ini menjelaskan Listyo sudah berkomitmen jika Polri adalah sebuah organisasi terbuka dari sejak menjabat sebagai Kapolri. Dia lalu bercerita ketika Polri dikritik dalam sebuah lagu.

Listyo tak marah. Jenderal bintang empat Polri ini disampaikan Dedi malah ingin membuat festival budaya.

"Kita laksanakan kegiatan festival musisi jalanan itu di Yogyakarta. Tidak di situ saja. Pak Kapolri juga menyampaikan 'Bang, buat lomba lagi Bang, lomba unjuk rasa bila perlu. Kita buat lomba unjuk rasa'. Saksinya Mas Usman Hamid (Direktur Amnesty Internasional Indonesia)," ungkapnya.

Dedi kemudian menyampaikan masyarakat yang mengkritik Polri sejatinya mereka cinta akan Korps Bhayangkara. Kritik dan saran diberikan agar polisi bisa bekerja lebih baik lagi.

"Karena di tengah supremasi sipil, siapa penjaga demokrasi, siapa penjaga ham, harus polisi yang baik. Supremasi sipil tidak ada lain, penjaganya harus polisi," ucapnya.

Rekomendasi