Disindir dalam Forum, Anggota DPR Cucun Meradang: MBG Tak Perlu Ahli Gizi!

| 17 Nov 2025 12:02
Disindir dalam Forum, Anggota DPR Cucun Meradang: MBG Tak Perlu Ahli Gizi!
Cucun Ahmad Syamsurijal. (Dok. DPR RI)

ERA.id - Wakil Ketua DPR RI sekaligus politisi PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal mengaku tak membutuhkan ahli gizi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan itu diutarakan dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat,  Minggu kemarin.

Mulanya ada peserta yang memberi solusi soal sulitnya Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencari ahli gizi. Hal senada sebelumnya telah disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana, saat rapat bersama dengan Komisi IX DPR pada Rabu (12/11/2025) lalu.

Si peserta lalu berujar kalau memang nanti pengawas di SPPG tak berlatar belakang ahli gizi, maka ia ingin tidak digunakannya embel-embel orang terpilih sebagai ahli gizi.

"Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi," ujarnya seperti dalam video yang dilihat ERA, Senin (17/11/2025).

"Tetapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA (quality assurance) atau QC (quality control)," sambungnya.

Peserta itu lalu mengaku BGN bisa menggandeng Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) di tiap SPPG. Si peserta akhirnya menyatakan niat kalau proyek makan gratis tersebut mesti dikawal ahli dan yang mengerti gizi, jika tidak, dikhawatirkan makanan yang diberi ke penerima tak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan. Intinya, dia meminta pemerintah sekaligus politisi jangan mengacak-acak profesi baik kesehatan lingkungan dan gizi.

Di sinilah Cucun langsung memotong. Menurutnya peserta tersebut telah berbicara terlalu lama. Dia lalu mengasihani peserta yang lain.

“ Kita tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi. Yang diperlukan adalah satu tenaga yang mengawasi gizi. Tidak perlu ahli gizi. Selesai kalian. Cocok?” ujar Cucun.

“Saya akan ajak rapat BGN, mengubah diksi ‘Ahli Gizi’ ini menjadi tenaga yang menangani gizi. Tidak perlu ahli gizi, nanti saya akan selesaikan di DPR.”

“Bila perlu, di kabupaten ini ada anak-anak fresh graduate, anak SMA cerdas-cerdas, dilatih tiga bulan, diberi sertifikasi. Tidak perlu ahli gizi dengan pengalaman bertahun-tahun,” kata Cucun, yang semakin memperburuk situasi.

Komentar ini membuat publik semakin marah, terutama para ahli gizi dan profesional di bidang kesehatan.

Cucun juga menambahkan bahwa siapa saja, bahkan seorang ustaz, bisa menangani masalah gizi, asal memiliki pengetahuan dasar. “Kalau tenaga yang mengelola gizi tadi, siapa saja bisa, ustaz pun bisa, terutama yang mengelola dapur-dapur pesantren,” lanjut Cucun.

Minta maaf

Setelah video tersebut viral, Cucun meminta maaf bila dianggap menyinggung profesi ahli gizi. Dia membela diri kalau kalimatnya yang terkesan arogan dan sombong, hanya meluruskan bila terjadi perubahan diksi "ahli gizi", maka dikhawatirkan makanan bergizi tak dapat dipastikan kualitas dan aspek pengawasannya.

"Saya tegaskan dalam video yang beredar, pembahasan tersebut merupakan respons atas usulan yang meminta agar embel-embel ‘ahli gizi’ tidak digunakan. Secara prinsip, bila nomenklatur tersebut dihilangkan, hal ini justru membuka peluang bagi pihak yang bukan ahli gizi untuk masuk ke ruang profesi tersebut."

"Kondisi ini berpotensi menggeser peran ahli gizi maupun tim pengawas gizi yang selama ini memiliki kompetensi dan tanggung jawab yang terukur. Oleh karena itu, penegasan nomenklatur profesi menjadi penting untuk menjaga kepastian peran serta kualitas layanan gizi dan pangan bergizi," tandasnya dalam akun Cucun Centre yang dilihat ERA, Senin (17/11/2025).

Rekomendasi