ERA.id - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo menanggapi isu PSI yang ditawari Rp1 Miliar untuk membentuk koalisi dengan PKS dan PAN menjadi penantang Gibran-Teguh. Berbeda dengan PSI, mengaku tak ditawarkan sejumlah uang untuk mengusung Achmad Purnomo dan Anung Indro Susanto di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.
"Nggak ada yang menawarkan uang (untuk usung Purnomo-Anung)," ujar Ketua Bappilu DPD PKS Solo Sugeng Riyanto saat dihubungi Era.id, Senin (10/8/2020).
Sugeng juga menegaskan PKS tak pernah 'merayu' partai politik lain dengan uang untuk mengusung Pramono-Anung sebagai penantang putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Dia mengaku saat ini sedang fokus menggalang koalisi supaya bisa mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo.
"PKS sedang fokus galang koalisi, dan bukan gaya PKS pakai nawar-nawarkan nominal," tegas Sugeng.
Sejauh ini, kata Sugeng, PKS di tingkat Kota Solo sudah melakukan komunikasi dengan seluruh partai politik. Salah satu partai politik yang diincar PKS untuk menjadi koalisi adalah PAN.
Meskipun tak memiliki banyak peluang, tapi menurut Sugeng segala kemungkinan bisa terjadi. "Nggak bisa di prosentase gitu sih. Tapi peluangnya (gabung koalisi) tetep ada," ucapnya.
Untuk makin menguatkan lobi-lobi, PKS meminta Cucu Pakubuwono XII BRA Putri Woelan Sari Dewi ikut menggalang koalisi dengan partai lain. Bahkan, kata Sugeng, putri Keraton Kasuhunan Surakarta itu sampai rela terbang ke Jakarta untuk menemui sejumlah pimpinan partai politik.
Seperti diketahui, Putri berniat masuk ke dalam bursa cawalkot-cawawalkot dan menjadi saingan Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020.
"Kita minta mbak Putri juga fokus membantu terwujudnya kapal koalisi. Ini sampai ke Jakarta menjalankan misinya," tukasnya.
Sebelumnya, PSI mengaku ada pihak yang menawari partainya dengan uang sebesar Rp1 miliar agar batal mendukung Gibran-Teguh dan beralih mendukung Pramono-Anung di Pilkada Solo 2020.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Solo Antonius Yogo Prabowo mengaku pihak tersebut berasal dari partai politik yang tak mendapatkan jatah kursi di DPRD Kota Solo. Namun Yoga tak mendetailkan lebih lanjut siapa pihak tersebut.
"Tokoh partai politik di Solo, yang kebetulan tahun ini tidak ada perwakilan kursi di parlemen (DPRD Kota Solo)," tutupnya.