ERA.id - Wasekjen DPP PPP, Achmad Baidowi menanggapi pernyataan tentang Partai Persatuan Indonesia (PPP) akan tenggelam jika tidak menggandeng Gatot dan Sandi. Soal masuknya tokoh baru, PPP memang terbuka untuk siapapun.
"Dan memang sebagai partai orientasinya menarik siapapun yang memungkinkan untuk masuk. Selain itu ada mekanisme internal yang diikuti dalam penentuan pimpinan PPP," kata Baidowi pada wartawan, Rabu (26/8/2020).
Ia menilai pendapat dan opini itu bukan hasil survei yang mendasarkan pada data lapangan. Bahkan hasil survei saja yang berbasis data lapangan menyebutkan PPP selalu dianggap akan tenggelam dan tak lolos PT.
"Sehingga hilang dari Senayan, itu bukan isu atau ramalan baru. Dari sejak lembaga survei berdiri, selalu memprediksi PPP tenggelam dan sejak Pemilu 2009 diprediksi begitu. Buat kami diinternal PPP ya itu masukan yang tetap kami perhatikan namun sekali lagi bukan hal baru," kata Baidowi.
Sebelumnya, PPP diprediksi bisa karam di Pemilu 2024 bila tak menggaet tokoh yang punya pengaruh besar ke publik. Ada dua nama besar yang dinilai bisa menjadi magnet bagi PPP, yakni Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan mantan cawapres Sandiaga Uno.
"Dua tokoh nasional, Jenderal Gatot Nurmantyo (GN) dan Sandiaga Salahudin Uno (SSU) sangat potensial menjadi magnet public yang dapat mengantar Partai Persatuan Pembangun (PPP) kembali bangkit sebagai parpol besar. Jika tak ada , PPP hanya akan menjadi kapal tua yang sebentar lagi karam," ujar Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah dalam keterangan tertulis, Rabu (26/8/2020).