DKI Jakarta Kembali PSBB, Satgas COVID-19: Terima Kenyataan, Mundur Selangkah Lebih Baik

| 10 Sep 2020 19:45
DKI Jakarta Kembali PSBB, Satgas COVID-19: Terima Kenyataan, Mundur Selangkah Lebih Baik
Ilustrasi tes COVID-19 (Dok. Antara)

ERA.id - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmita mengatakan keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disebabkan karena terus meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di ibu kota. PSBB transisi yang dilakukan beberapa bulan terakhir, terbukti tak mampu menahan laju penambahan kasus. Oleh karena itu, Wiku mengatakan masyarakat harus bisa menerima kenyataan tersebut

"Kita harus terima kenyataan ini, kita mundur satu langkah untuk bisa melangkah lagi ke depan dengan lebih baik dalam kehidupan yang lebih normal," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Sektretariat Presiden, Kamis (10/9/2020).

Wiku menjelaskan, pada awal diberlakukanya PSBB total selama kurang lebih tiga bulan, jumlah kasus positif di DKI Jakarta cenderung menunjukkan hasil yang positif. Pemprov DKI Jakarta dinilai bisa mengendalikan kurva kasus.

Namun, saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan PSBB transisi yang melonggarkan beberapa aktivitas warganya, kurva penambahan kasus positif COVID-19 justru melonjak tajam. Selain itu, selama lima minggu belakangan, Jakarta masuk dalam daerah zona merah, termasuk beberapa kawasan di Jakarta yang tadinya aman pun berubah menjadi merah.

"Ini menunjukkan kondisi dengan tingkat penularan yang cukup tinggi, maka dari itu perlu pengetatan," kata Wiku.

Oleh karena itu, Wiku mengajak semua pihak bisa menjadikan laju kasus positif COVID-19 di Jakarta sebagai sebuah pembelajaran. Salah satunya adalah memulai kesadaran untuk terus melakukan protokol kesehatan.

Dia menjelaskan, seharusnya kondisi saat ini tidak perlu terjadi jika masyarakat sejak awal melakukan protokol kesehatan secara ketat.

"Pembatasan aktivitas ini sudah seharusnya kita lakukan bersama sejak awal sehingga bisa menekan kasus positif dan kematian, tapi ternyata kondisi itu belum sempurna terjadi pada beberapa waktu lalu. Mari kita bangun kedisiplinan bersama jika kondisi ini tidak ingin terulang kembali," pungkasnya.

Rekomendasi