Penanganan COVID-19, Jokowi Minta Jangan Bandingkan dengan Negara Lain

| 14 Sep 2020 14:02
Penanganan COVID-19, Jokowi Minta Jangan Bandingkan dengan Negara Lain
Ilustrasi swab test (Dok. Antara)

ERA.idPresiden Joko Widodo meminta semua pihak tidak membandingkan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia dengan negara lain. Sebabnya, dari bentuk geografis sudah berbeda.

Jokowi menjelaskan, secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga wajar jika penanganan COVID-19 antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda. Karena itu tak bisa dibandingkan dengan negara lainnya.

"Saya ingatkan bahwa negara kita adalah negara kepulauan, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Karenanya, pemahaman COVID sangat penting untuk menangani pandemi di negara kita. Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain yang bukan kepulauan," tegas Jokowi ujar Jokowi saat rapat kerja penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/9/2020).

Pemerintah, kata Jokowi, terus bekerja keras untuk meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian akibat pandemi COVID-19. Dia menjelaskan, rata-rata kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia berada di angka 71 persen ini masih berada di bawah angka rata-rata dunia. Apalagi, saat ini, angka kasus aktif COVID-19 di Indonesia secara global juga masih lebih tinggi yaitu mencapai 24,78 persen.

Sehingga penting bagi pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan angka ini. "Ini rata-rata kesembuhan di Indonesia 71 persen, sedikit lebih rendah dari kesembuhan dunia, saya kira kita terus mengejar rata-rata kesembuhan global," kata Jokowi.

Sementara mengenai angka kematian, Jokowi menegaskan pemerintah terus berusaha menurunkannya. Dia mengklaim, hal ini sudah berhasil dilakukan oleh jajarannya. Sebab, saat ini persentase kematian di Indonesia telah berada di angka 3,99 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari pekan sebelumnya yaitu 4,49 persen.

"Rata-rata kematian di Indonesia memang terus menurun dari 4,49 persen di bulan lalu menjadi 3,99 persen meski angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata angka kematian dunia yang mencapai 3,18 persen," ungkapnya.

Untuk makin menurunkan angka ini, pemerintah akan lebih memperhatikan empat provinsi yang dianggap penyumbang angka kematian nasional terbesar dengan menyampaikan data yang ada.

"Data seperti ini perlu detail. Sehingga informasikan kepada provinsi tersebut dan pemerintah pusat memberikan dukungan penuh ke sana yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur," pungkasnya.

Rekomendasi