ERA.id - Partai Gelora menjadi partai yang tak punya kursi DPRD dan mendukung pasangan calon Gibran Rakabuming da Teguh Prakosa di Pilkada Solo. Pasangan ini menarik perhatian publik karena posisi Gibran sebagai anak Jokowi dituding melanggengkan tuduhan dinasti politik.
Wakil Ketua Umum Gelora, Fahri Hamzah belakangan bicara soal dinasti politik. Menurutnya, dinasti politik merupakan kekuasaan politik turun temurun yang diturunkan melalui darah.
"Dan hari ini hampir tidak ada lagi dinasti, atau dinasti itu dikucilkan dalam tradisi monarki konstitusional di Inggris misal, itu diantara monarki yang paling kuat, tapi dikerangkeng hanya sebagai simbol," kata Fahri dalam Youtube Fahri Hamzah Official, Jumat (18/9/2020).
Ia menjelaskan Inggris telah membentuk pemerintahan dari hasil pemilu yang demokratis. Suara rakyat disahkan oleh suara raja atau suara ratu," kata Fahri.
Ia pun sebenarnya menolak dinasti di Indonesia dihabisi. Tapi seharusnya dipertahankan sebagai kekuatan simbolik dan tak perlu diberikan kekuasaan yang memerlukan pertanggungjawaban publik.
"Dinasti dalam demokrasi tidak mungkin terjadi, sebab semua kekuasaan dalam demokrasi tidak diwariskan melalui darah, tidak turun temurun, dia diwariskan, dia dipilih melalui proses politik," kata Fahri.
Menurutnya, orang yang masuk ke dalam pemilihan politik belum tentu menang, juga belum tentu kalah. "Tapi itu menyebabkan tidak ada lagi definisi tentang turun temurun yang diwariskan melalui darah," kata Fahri.
Untuk diketahui, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ikut menentukan sikap di Pilkada 2020 ini. Dengan mantap partai pecahan PKS ini mantap mendukung anak dan menantu Presiden Joko Widodo, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Untuk diketahui Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa akan berlaga di Pilkada Solo. Semantara Bobby bersama Aulia Rachman akan bertarung di Pilkada Medan.