Filosofi 'Pilot Tempur' Djoko Suyanto Saat Tangani 16 Kerabat dan Karyawan yang Positif COVID-19

| 27 Dec 2020 20:55
Filosofi 'Pilot Tempur' Djoko Suyanto Saat Tangani 16 Kerabat dan Karyawan yang Positif COVID-19
Ilustrasi: pesawat tempur. (Foto: Andrew Palmer/Unsplash)

ERA.id - Eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal TNI Djoko Suyanto selama lima pekan terakhir berada dalam situasi yang cukup 'langka' karena 16 kerabat dan karyawannya positif terinfeksi Coronavirus Disease (COVID-19).

Lewat pesan broadcast via Whatsapp, yang diterima ERA.id pada Minggu (27/12/2020), Djoko Suyanto menceritakan bagaimana anak dan menantunya jatuh sakit di antara tanggal 15-18 November 2020.

"Tiga hari sebelum tanggal 18 Nov 2020, menantu saya Septi merasa meriang, kayak flu biasa," kata Djoko, sembari menambahkan bahwa suhu badan sang menantu tak kunjung turun selama tiga hari berikutnya, padahal sudah diberi obat antibiotik.

"Tanggal 18 Nov, anak saya telepon ke saya kalau dia nggak bisa mencium bau. Saya langsung curiga ini pasti Covid, karena ada di banyak artikel sebagai indikasi/simptom terpapar Covid."

Mengetahui informasi itu, Djoko langsung meminta tiga orang dewasa di rumah menantunya itu untuk pergi ke RSAU Esnawan Halim dan melakukan tes swab PCR.

Hasilnya keluar keesokan hari. Dan mereka bertiga dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Mulai tanggal 19 November itu, situasi menjadi makin genting. Dalam paparan yang ia sampaikan, Djoko langsung meminta ketiga orang kerabatnya yang positif COVID-19 untuk isolasi mandiri di rumah. Sementara itu, ia langsung menerapkan swab PCR kepada semua kerabat dan karyawan yang bekerja di rumahnya. Saat itu total ada 24 orang yang harus di-swab oleh tenaga kesehatan RS Halim.

"Dari 24 orang yang di-swab ternyata ada 13 orang positif OTG (orang tanpa gejala). Plus 3 orang yang telah dinyatakan positif tanggal 19 Nov (anak, menantu, dan keponakan," kata Djoko. Ia juga menyatakan bahwa dirinya, istrinya, 2 cucu dan 7 karyawannya dinyatakan negatif terinfeksi COVID-19.

Sejak pengumuman hasil swab itu, selama satu bulan lebih eks Menkopolhukam di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu berkonsentrasi bagaimana agar para pasien positif bisa melakukan isolasi mandiri.

Filosofi 'Pilot Tempur'

Satu hal yang menarik adalah bagaimana sang purnawirawan berpangkat Marsekal TNI menerapkan 3 filosofi dasar 'kehidupan pilot tempur' dalam menghadapi situasi darurat. Yang pertama adalah 'maintain aircraft control', atau pertahankan kendali pesawat.

"Kendalikan dulu keadaan dengan baik, tenang, meskipun stress atau panik, meskipun ada 16 orang terpapar positif corona dalam waktu yang bersamaan," tulis Djoko.

Filosofi kedua adalah 'analyse situations', atau menganalisa situasi. Di sini seseorang harus memahami gejala dan siapa yang harus mendapat prioritas dan ke mana mereka akan dibawa, lalu juga siapa yang menangani. Dalam kasus Djoko, di antara 16 orang itu, 4 orang kerabat diisolasi mandiri di rumahnya. Kemudian 7 karyawan dikirim ke RSD Wisma Atlet Kemayoran, dan 5 orang sisanya melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Filosofinya yang terakhir adalah 'take proper actions', atau melakukan tindakan yang tepat.

"Ambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan penanganannya. Dukungan obat/vitamin, logistik mereka, termasuk pelaksanaan swab test PCR sesuai jadwal hasil konsultasi dengan para dokter," jelas Djoko.

Dari 16 pasien positif COVID-19, kini tinggal 3 karyawan masih menjalani masa pemulihan dan menunggu hasil swab PCR yang keluar pekan depan. "Kondisi mereka sejauh ini tetap sehat dan baik-baik saja. Tanpa gejala," kata Djoko.

Djoko mengaku kesulitan menelusuri dari mana infeksi bermula. Namun, seperti dia sampaikan, ia bersyukur bahwa sebagian besar pasien telah dinyatakan sembuh per tanggal 25 Desember 2020 lalu.

Djoko meyakini komunikasi interpersonal dan simpati terhadap para pasien membantu mereka menjalani lima pekan dalam isolasi mandiri.

"Perhatian, simpati dan komunikasi dengan mereka yang positif terpapar sangat penting, untuk menguatkan percaya diri mereka," tutur Djoko Suyanto.

Rekomendasi