3 Tips Aman Kenali Investasi 'Bodong'

| 28 Jan 2021 10:00
3 Tips Aman Kenali Investasi 'Bodong'
Riis kasus investasi bodong (Humas Polri)

ERA.id - Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat untuk mengikuti tiga tips aman agar terhindar dari jebakan investasi 'bodong'.

Imbauan ini disampaikan setelah seorang pengusaha mengelami kerugian Rp 39,5 miliar karena menjadi korban penipuan investasi 'bodong'. Kepala Sub Direktorat Harta dan Benda Ditreskrimum Polda Metro Jaya (AKBP. Dwiasi Wiyatputera) membeberkan 3 tips aman itu.

“Satu, bisa mencari informasi atau identitas si penawar investasi, apakah sesuai identitas aslinya, apakah benar-benar punya usaha dan punya izin sesuai yang ditawarkannya,” ungkapnya.

“Kedua, Jangan percaya dengan imbalan besar atau untung besar, karena bila untungnya sudah besar itu pasti jadi buntung,” ujarnya.

“Tiga adalah legalitasnya. Apa tercatat di OJK? Apa dia benar-benar seorang direktur? Apa benar-benar punya kapasitas dalam penawaran investasi? Itu supaya tidak terjadi kembali kejadian investasi yang kita anggap bodong,” lanjutnya.

Subdit Harda di Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pasangan suami istri berinisial (DK) dan (KA) yang melakukan penipuan terhadap seorang pengusaha dengan modus investasi hingga menimbulkan kerugian Rp39,5 miliar.

Adapun proyek bodong yang ditawarkan tersangka yang pertama adalah pembelian lahan senilai sekitar Rp 24 miliar pada Januari 2019. Proyek bodong kedua adalah menawarkan proyek pasokan MFO (marine fuel oil) dari Cilegon pada bulan April – Mei 2019 hingga korban mengeluarkan dana Rp 4,5 miliar.

Proyek bodong ketiga pada Juni 2019 adalah proyek pengelolaan parkir senilai Rp117 juta dan Rp50 juta dan proyek tambang batubara di Jawa Timur dengan nilai Rp 5,8 miliar

Proyek kelima pada Juli 2019 adalah proyek MFO di Cilegon senilai Rp3 miliar dan penawaran tanah di Depok senilai Rp 2,2 miliar. Korban baru sadar menjadi korban penipuan investasi karena tidak juga memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.

Ada tujuh tersangka dalam kasus penipuan berkedok investasi itu, namun hanya dua orang yang ditahan.

“Karena lima orang ini pasif tapi perannya masing – masing ada dan dua orang ini yang aktif melakukan rangkaian kata – kata bohong hingga korban menjadi yakin,” jelasnya.

Lima orang itu adalah (FCT), (BH), (FS), (DWI) dan (CN). Yang ditetapkan sebagai tersangka dengan peran seperti membantu membuat rekening untuk menerima transfer dana, menerima fee sebagai broker dan terlibat dalam transaksi jual beli dalam investasi bodong tersebut.

“Kelimanya tidak ditahan tapi tetap diproses hukum sesuai perannya masing – masing,” pungkasnya.

Rekomendasi